11 June 2009

WELCOME HOME DAD

Tuhan itu ada dan saya setuju. Tuhan itu hidup saya pun setuju. Tuhan itu tidak pernah tertidur saya sangat setuju. Tuhan itu membela ketidakadilan saya semakin setuju.

Sudah pernah baca entri ini atau ini. Saat itu saya terpukul dengan berita yang disampaikan oleh ibu bahwa ayah saya mulai hari ini resmi menjadi tahanan Bea Cukai dengan kasus tanpa dokumen. Dan besok siang akan dipindahkan ke Rumah Tahanan Kelas 1A Tanjungpinang. It’s a very big deal, friend. Karena saya tidak melihat alasan yang jelas atas status penahanan ayah. Fakta yang ada dilapangan dan saksi –saksi mata yang melihat kejadian ini pun setuju dengan saya bahwa kasus ayah bisa diselesaikan dengan membayar bea masuk barang. Banyak orang geleng-geleng kepala sambil mengurut dada dengan keputusan ini. Mari kita kembali lagi.

Tuhan itu ada dan saya setuju. Tuhan itu hidup saya pun setuju. Tuhan itu tidak pernah tertidur saya sangat setuju. Tuhan itu membela ketidakadilan saya semakin setuju.

Pernah dengar tentang ini: Apa yang kita tabur itulah yang kita tuai ! Dan sekali lagi saya teramat sangat setuju dengan hal ini. Ketika manusia menabur kebaikan maka akan menuai kebaikan juga. Ketika manusia menabur kejahatan maka akan menuai kejahatan pula. Lihat petani apa yang ditabur dan apa yang dituai selalu sama bukan? Seringkali kita tidak sadar bahwa hukum karma, hukum tabur tuai atau apapun itu namanya tetap selalu ada selama bumi masih berputar. Kita tidak tahu apa yang ada didepan sana. Itu betul ! Tapi selama kita menyadari esensi kehidupan kita tahu bagaimana seharusnya hidup berdampingan dengan yang lain. Cukup.

Dan mereka yang telah memasukkan ayah saya ke penjara, saat ini sedang berurusan dengan pihak kepolisian dengan kasus penyeludupan kelas berat. Bukan saya. Bukan juga keluarga saya. Tapi saya yakin ini cara Tuhan membayar semua air mata ibu yang setiap malam selalu berdoa dan ketulusan ayah melewati hari-hari berat di LP. Tidak mudah bagi ayah saya ketika harus berpisah dari keluarga. Tidak mudah untuk ayah tidak melihat pertumbuhan cucunya. Tidak mudah juga menjalani hidup yang serba terbatas. “Kau pikir hidup terkurung dibalik jeruji besi bagi ayahku adalah hal mudah? Sebentar lagi kau akan merasakannya, nikmatilah seperti ayahku menjalaninya !”.

Hari ini semua hukuman itu telah lunas dibayar. Telah 10 bulan saya kehilangannya. ketika saya bangun pagi ini saya mendapati candaannya ada diantara keributan pagi rumah ini. Saya terbangun dengan tersenyum menghampirinya dan ikut larut dalam canda. Melihatnya tertawa, bercanda garing membuat saya benar-benar sadar bahwa badai itu telah berlalu. Welcome home dad. Hari ini bahkan mataharipun menyambut kepulangannya dengan sinar terindah. Dan saya masih ingin berkata: Tuhan itu ada dan saya setuju. Tuhan itu hidup saya pun setuju. Tuhan itu tidak pernah tertidur saya sangat setuju. Tuhan itu membela ketidakadilan saya semakin setuju.

 

I’m staring out into the night. Trying to hide the pain. I’m going to the place where love and feeling good don’t ever cost a thing. And the pain you feel’s a different kind of pain.

I’m going HOME. Back to the place where i belong. And where your love has always been enough for me. I’m not running from, no i think you’ve got me all wrong. I don’t regret this life i chose for me. But these places and these faces are getting old. So i’m going HOME.

The miles are getting longer it seems. The closer i get to you. I’ve not always been the best man or friend for you. But your love remains true and i don’t know why. You always seem to give me another try.

Be careful what you wish for. Cause you just might get it all. You just might get it all and then some you don’t want. Be careful what you wish for. Cause you just might get it all. You just might get it all.

HOME by Chris Daughtry

10 June 2009

SHAMPOO MENTOS

Percakapan seorang ibu 1 dan ibu 2. Dilatar belakangi oleh saya. Berlokasi di antian kasir sebuah supermarket.

Ibu 1: Ibu 2 tidak pake sampo (jangan protes, si ibu bilang sampo bukan shampoo) S lagi ya?

Ibu 2: Oh, sudah tidak lagi bu sekarang saya ganti ke sampo C.

Saya: Diam (Berdiri santai sambil menguping pembicaraan kedua ibu ini).

Ibu 1: Apa sampo itu bagus?

Ibu 2: (sambil jongkok disebelah keranjang belanjaan mengambil barang yang dimaksud) Rambut saya jadi bagus bu sejak pake ini *sambil menunjukkan botol shampoo*. Sampo ini menghilangkan ketombe. Trus ya bu ada apa tuh yang bikin kepala dingin.

Ibu 1: Menggelengkan kepala

Saya: Ikut menjawab dalam hati *saja*.

Ibu 2: Aaaa… ya itu bu ada mentosnya jadi bikin kepala tuh dingin terus. Coba deh bu.

Ibu 1: Mengangguk-anggukkan kepala tanda mengerti.

Saya: Menahan ketawa sambil melirik permen mentos rapi jali berjejer dirak samping kasir.

Sakit perut saya menahan diri supaya jangan ketawa ngakak sendirian. Ntar dikira orang stress pula kan kacau. Ya ampyun buuuuuuu yang dingin dikulit kepala itu bukan mentos tapi menthol. Huahahahaha…Setelah Indonesia merdeka puluhan tahun menthol masih saja dikenali sebagai mentos.

Ayo, ada yang berminat mencampurkan mentos pada shampoo dijamin mendinginkan kulit kepala.