Nahhhhh selesai baca ini: http://www.tanjungpinangpos.co.id/2015/118933/pertengahan-juli-galang-batang-aktif/.
Tiba-tiba kepikiran aja yaaaaaa menuangkannya dalam bentuk tulisan. Mari
dibaca dibaca, silahkannnnnn……
Sebagai orang awam, saya tidak
mengerti banyak soal listrik. Jangankan ngerti listrik, pegang kontak listrik
aja sering kali merasa cemas, ragu-ragu & takut. Alasan utamanya sangat
wanita sekali, takut kesetrum hehehehe. Yaaa wajarlah lah ya listrik & pernak-perniknya
itu bukan mainan kebanyakan perempuan alias wanita tidak ditakdirkan jadi
tukang listrik. Well, setuju sajalah toh wanita & listrik seringkali tidak
berjodoh. Namun untuk mengetahui kondisi apa yang sebenarnya terjadi di
Tanjungpinang dengan seringnya mati lampu, menurut saya wanita pun mampu
menjelaskan secara detail. Tidak perlu berjodoh dengan listrik hanya untuk
menjelaskan bahwa ada hal yang sebenarnya terlewatkan dari kinerja kerja PLN
Tanjungpinang. Entah bagaimana cara kerjanya sehingga supply listrik masih saja mejadi kendala yang sangat menggangu
pembangunan & perkembangan kota ini. Coba dibayangkan yaaaa, dibayangkan
lho ya, apa yang terjadi jika dihari raya ini supply listrik masih saja byar
pret. Lagi terima tamu yang bersilahturahmi ke rumah tiba-tiba listrik padam.
Sedang seru-serunya acara malam takbiran tahu-tahu sunyi senyap gara-gara
aliran listrik terputus begitu saja.
Penjelasan utama orang nomor satu PLN Tanjungpinang sudah bisa ditebak kan yaaaa: “Maaf kepada seluruh masyarakat Tanjungpinang, mesin baru kami terbakar
karena beban pemakaian listrik yang terlalu besar, untuk itu kami mohon agar
masyarakat bisa menghemat pemakaian listrik dirumah. Matikanlah lampu-lampu
yang memang tidak digunakan. Hemat listrik, maka kota kita akan terang
benderang”. Well, kita seringkali dengan mudahnya menyalahkan
customer/pelanggan karena menggunakan listrik secara berlebihan. Padahal kita
lupa jika saja sosialisasi & kekuatan tim marketing diberdayakan secara
maksimal hal seperti “penghematan listik” itu akan dengan sendirinya tertanam
dalam pikiran pelanggan. Sosialisasi pernahkah? Mengiklankan penghematan
listrik pernahkah? Lalu menuntut kami pelanggan untuk: "Yaaaaa, seharusnya tahu
lah, kayak anak kecil aja perlu diingatkan". Tapi memang kenyataannya seperti itu. Kenapa perusahaan-perusahaan besar itu sanggup mengeluarkan dana ratusan
juta hanya untuk sebuah iklan televisi, radio & billboard yang hanya
ditayangkan paling lama juga 2 menit. Padahal yang diiklankan cuma obat sakit kepala,
atau popok bayi. Mudah sih buat saya, karena pelanggan yang notabene masyarakat
umum ini perlu selalu diingatkan bahwa dari sekian banyak produk yang ada
pilihlah produk kami, karena kami menawarkan sesuatu yang berbeda. Coba
perhatikan iklan rokok. Tanpa “pendidikan” mengenai bahaya merokok pun
masyarakat sudah cukup hafal luar kepala bahwa merokok itu menyebabkan
kerusakan pada tubuh manusia. Organ tubuh yang paling mungkin untuk mengalami
kerusakan sangat parah adalah paru-paru. Namun perusahaan rokok toh tetap
mencantumkan bahaya rokok pada setiap iklan & kemasan produk mereka.
Kenapa? Ituuuu tadi, manusia "menuntut" untuk diberitahu berulang-ulang. Itu hal normal weceeeee, naluriah, terjadi dengan begitu saja. Sadar atau tidak, manusia itu sukaaaaaaa untuk diingatkan. Perhatian katanya, begitulah.
Menyalahkan pelanggan yang tidak
bisa menghemat listrik bukan hal yang bijaksana. Karena pelanggan dimana-mana
adalah raja. Mereka akan selalu berpikir, kami yang membayar, terserah kami mau
digunakan seperti apa. Semakin banyak memakai listrik toh semakin banyak uang
yang kami bayarkan setiap bulan, gak masalah, kami bayar kok. Nahhhhh, hal ini bisa
disampaikan melalui sosialisasi, akan lebih membangun pemahaman kedua belah
pihak, bukannnn. Komunikasikan dong dengan pelanggan apa yang menjadi kendala
PLN Tanjungpinang. Saya rasa masalah akan mudah dicarikan solusinya jika saja
pihak-pihak yang berkepentingan saling terbuka. Alih-alih sosialisasi, PLN
Tanjungpinang aja seringkali sembunyi dibalik semua persoalan yang ada. Banyak
hal yang bisa dijadikan ajang sosialisasi, PLN Tanjungpinang pasti punya tim
marketing yang cukup mumpuni lahhhhh, yang bisa memikirkan cara jitunya.
Selain itu ada lagi nih yang
menjadi beban buat saya, cieeee beban. Belajarlah untuk tidak selalu
menyalahkan mesin & teknologi jika terjadi kerusakan. Mesin mannnnn, “Mesin
lo kambing-hitamkan untuk masalah yang sebenarnya terletak pada SDM”. Malu lagi
man, menyalahkan mesin, cuaca & benda-benda mati itu sebagai penyebab chaos yang terjadi. SDM tuhhhh perlu
diupgrade, biar ilmunya bertambah. Nahhhh kalo ilmunya bertambah kan jadi bisa
lebih memahami & berteman akrab dengan benda-benda mati itu. Sarana &
prasarana pun perlu diperhatikan bukan. Jika meletakkan mesin-mesin itu begitu
saja tanpa adanya perlindungan yang memadai, lama-lama rusak juga kan. Biarpun benda mati, tetap bo, diperlakukan secara lebih manusiawi akan membuat benda-benda mati itu seakan-akan punya 'nyawa' untuk bertahan lebih lama. Bangun dong perlindungan buat alat-alat itu, jangan dibiarkan begitu saja. Diletakkan disembarang tempat tanpa adanya perlindungan dari air hujan kek, matahari kek, petir kek, whatever lah. Intinya mesin-mesin itu harus diletakkan ditempat yang seharusnya, dijaga & dimaksimalkan daya kerjanya.
Nah kalo yang satu ini akan
menjadi hal ketiga sebagai pelengkap penderita masalah PLN Tanjungpinang
hehehehe. “Ayolahhhhh, come on guys, grow
up mannnn, we are not kids”, yang jika dijelaskan 2x2 gak tahu jawabannya. “We are an adult, hallllllooooo” and “The most important thing is we’re having brain”.
Gak adil rasanya selalu berkata “Jika kebutuhan listrik Tanjungpinang
adalah sekian MW, sementara kami hanya punya sekian MW, jadi minus sekian MW,
untuk itulah pemadaman listrik terpaksa kami lakukan secara bergilir”….. Dan
tanggapan saya adalah “Buekkkkkk, mo muntah dengar penjelasannya”…. Itu bukan
tugas kami sebagai pelanggan, bukannnn??? Sudah tugasnya situ kaleeee pak
sebagai lembaga negara penyedia jasa yang mencarikan solusinya. Sudah tahu
tohhhh kebutuhan listrik kota gurindam ini berapa? Ayuhhhhhh lah cari cara
untuk memenuhinya. Kadang ye bo, buat saya pintar itu belum tentu cerdas.
Cerdas itu sudah pasti pintar. Jangan mengkambinghitamkan pelanggan sebagai pelarian
solusi yang tidak pernah kalian temukan selama ini. Yaaaa sutralah ya
bapak-bapak, selamat berpikir yaaaa. Solusi itu yang kami nantikan sejak lama
lho yaaaaa.
Akhirnya ini nihhhhhh efek baca berita
pagi-pagi jadinya kebanyakan mikir hehehehe…..
0 comments:
Post a Comment