Dulu saya berteman akrab dengannya. Polos, lugu, manja bahkan terkesan naif. Banyak hal yang membuatnya bengong bego karena ketidakmengertiannya. Saya pernah nungging-nungging pengen jedotin jidat dilantai *hiprbola deh* sangking terlalu polosnya dia.
Banyak pria yang sukses nempel kayak prangko dan dia hanya menjadikan mereka semua kakak, abang, mas, bung, uda terserah bagaimana mengistilahkannya. Semua anggota keluarga sangat memanjakannya, seringkali dengan cara yang berlebihan. Dibandingkan dengan saudara-saudaranya dia yang paling lebih. Lebih segalanya terutama dalam hal fisik.
Entah apa atau siapa yang membuatnya berubah. Saya bilang berubah bukan? Ya BERUBAH dari manusia jadi ‘manusia’. Bentar, bentar…. ‘manusia’. Ya manusia dengan tanda kutip *kali ini pake p bukan f*. Entah apa yang menyebabkan perubahan itu. Berubah selalu ada sebab bukan. Selalu ada alasan pendukung. Dan saya ingin sekali tahu alasan itu.
Tanya saja padanya? Gak Mungkin! Atau culik saja dia, sekap dalam sebuah kamar pada rumah kosong tak berpenghuni di tengah hutan dan interogasi dia jika masih diam. Hiperbola lagi deh. Gak mungkin teman! Tidak semudah itu. So, yang bisa saya lakukan adalah berasumsi. Saya kira dia begini dan begitu. Mungkin dulu dia pernah begitu dan begini. Atau Saya rasa sih si anu telah melakukan ini dan itu padanya.
Sejak SMU dia telah mengambil keputusan yang sangat berat untuk anak seusianya. Menjadi wanita penggoda. Mengoda suami orang. “Jika anda tergoda om saya akan memberikan’nya’ dan om wajib menafkahi saya”. Do you think that this is simple life? Do you think that this is easy? Anak SMU, usia belasan tahun mengambil keputusan untuk hidup dinafkahi om-om tanpa imbalan. Come on, bullshit, right.
Tapi toh memang itu pilihan hidupnya. Sampai sekarang. Mengaku sebagai pebisnis yang sering keluar negeri, dia melakoni ‘drama’ dan menciptakan sejuta kebohongan lain pendukung yang sebelumnya. Saya tidak ingin nyela. Sudah banyak celaan yang dia dengar. Semua orang menudingnya. Semua orang yang mengenal keluarga ini bahkan ikutan menjadi hakim atas orangtuanya. Jelas, nama baik itu sudah tidak terjaga lagi.
Coba tanyakan padanya mungkin dia pun sudah tidak perduli. Kenyataan didepan matanya lebih penting dari nama baik. Hidup harus terus berjalan bukan. Abang no 1, istrinya dan anak-anak mereka, kakak no 2, abang no 3, kakak no 4, orangtua yang sudah lanjut usia dan sakit-sakitan menggantungkan hidup padanya. Ditambah dengan seorang anak perempuan ABG dan anak laki-laki usia 5 tahun yang lahir dari rahimnya wajib dia pelihara bukan. Pikirkan teman!
Saat ini usianya tidak lagi muda. Terlihat jelas dengan make up tebal diwajah, dia berusaha keras menutupi semua itu. Persaingan teman. Diluar sana persaingan sangat ketat. Yang lebih muda, lebih cantik dan lebih segar, lebih segalanya, banyak. Namun hidup tidak akan berhenti karena semua itu kan. Bebannya tetap sama bahkan semakin berat saja.
Dan dia mengambil keputusan yang “lainnya”, beberapa waktu lalu. Pergi kesuatu ‘tempat’, menceritakan keinginannya, mendapatkan sesuatu dan pulang dengan senyum. Senyum itu ‘kematian’ bagi beberapa orang. Drama hidupnya tidak lagi sesederhana dulu. ‘Tempat’ itu menjanjikan sesuatu, kenyamanan dan keamanan baginya. Dan itu membuatnya semakin liar, tak terkendali. Bahkan pencipta jagat raya ini ditantang olehnya.
Apa yang dilakukannya salah?
Tergantung dari sisi mana menilainya teman. Saya hanya ingin melihatnya dari sisi yang lain, sisi yang berbeda. Saya tidak ingin menghakiminya. Saya hanya ingin melihat dari sudut pandang yang berbeda dari kebiasaan. Setiap orang punya prinsip hidup sendiri, dia pun. Setiap orang punya keyakinan sendiri, dia pun. Dan setiap orang punya cara hidup sendiri, dia pun…sama.
Setiap pilihan tentu ada konsekuensinya. Ada harga yang harus dibayar. Buat saya, yang terpenting dari semua itu adalah seberapa berguna harga yang kita bayar untuk sebuah pilihan. Dan seberapa pantas pilihan itu membuat kita berguna. Hidup hanya satu kali kan, membuatnya berguna rasanya itu tidak sulit.
Gambar dari: http://www.morguefile.com
0 comments:
Post a Comment