26 October 2009

KADO UNTUK 'KAU'

Arahkan matamu kedepan. Dan kau akan dapati betapa jalan itu masih panjang. Sangat panjang malah. Coba atur posisi berdirimu sehingga kau persis berada ditengah-tengah jalan aspal itu. Sudah. Oke, arahkan matamu kedepan sekali lagi. Ayo coba. Hey, bahkan mengangkat kepala saja kau tak berani. Kenapa? Kalau kau tak salah kenapa harus takut menatap masa depan. Jalan didepanmu masih sangat panjang. Tapi kau memilih untuk merusak hidup dan masa depanmu sendiri.

Persisnya setelah lebaran saya begitu memperhatikannya. Gayanya, baju-baju yang dipakai. Sekarang dia terlihat lebih rapi. Bahkan baju-baju yang dikenakan sepertinya baru kali ini saya lihat. Awalnya saya tidak curiga. Setelah 2 minggu kecurigaan itu terus menghantui saya. Sepertinya insting saya berkata bahwa ada yang tidak beres dengan salah satu staf saya ini. Namun saya menampiknya.

Manusia bisa berubah, saya teringat kalimat bijak itu. Kadang seorang pria urakan sekalipun bisa merubah penampilannya hanya karena cinta. Oke kecurigaan saya tidak beralasan lagi toh. Namun insting itu tetap berkata sama. Ada sesuatu yang saya rasakan tentang dia. Entah kapan mulainya tapi sore itu saya baru menyadari saya selalu mendekatinya ketika dia datang ke ruangan untuk melakukan tugasnya.

Dan ternyata itu adalah hari terakhir saya bertemu dengannya. Hari ini, ketika baru saja merasakan nyamannya duduk dikursi ini saya mendapati kenyataan yang begitu mengejutkan. Dia salah satu staf saya telah melakukan tindakan kriminal yang mungkin tak termaafkan oleh logika. Dan saya pun mengerti manusia bisa berubah seperti yang diinginkan hati. Kadang ketika logika tidak bisa lagi mengendalikan kenyataan maka hatilah akan mengambil alih tugas itu.

Kau, ya kau arahkan saja matamu kedepan. Dan kau akan dapati betapa jalan itu masih panjang. Sangat panjang malah. Coba atur posisi berdirimu sehingga kau persis berada ditengah-tengah jalan aspal itu. Sudah. Oke, arahkan matamu kedepan sekali lagi. Ayo coba. Hey, bahkan mengangkat kepala saja kau tak berani. Kenapa? Karena kau telah membelokkan arah jalan hidupmu. dan sekarang perjalananmu akan terhenti sejenak.

MAAF SAYA MENOLAK

Happy To See U 

Seringkali kita memaksakan diri. Merasa terlalu bisa melakukan sesuatu padahal ujung-ujungnya kita juga yang harus menanggung resiko malu karena tidak berhasil. Beberapa waktu lalu seorang teman mengirimkan sms ini: Ne, would you be my (English) assistance to train governor’ employees for 4 months (3 times a week)? Setelah berdiskusi dengan beberapa orang saya memutuskan untuk menolak tawaran itu. Lho kok?

Bagi teman saya mungkin sms atau ngobrol kita selama ini bisa dijadikan tolak ukur bahwa saya bisa berbahasa inggris. Karena memang saya selalu menggunakan bahasa asing itu dengan alasan untuk memperlancar saja. Biasa toh, menggunakan bahasa inggris saat ngobrol dengan teman. Buat saya itu bukan indikasi bahwa saya bisa mengajar bahasa inggris. Lancar berbahasa asing bukan berarti bisa mengajar.

Mengajar butuh kemampuan tersendiri. Tidak semua orang yang bisa berbahasa inggris dengan baik dan benar artinya bisa mengajar juga. Saya punya konsep berpikir yang beda. Dibutuhkan kapasitas tersendiri untuk bisa berdiri didepan kelas dan berbicara kepada murid. Apalagi jika penghuni kelas itu adalah pejabat ekselon. Well, ada beban mental dan moral tersendiri. Bukan karena posisi mereka adalah pejabat lebih kepada tanggungjawab untuk membuat mereka BISA.

Teman saya menawarkan bahwa saya tidak perlu menjalani tes dengan rekomendasi darinya. Dia berpikir, sangat tahu kemampuan bahasa asing saya. Hmmm, Tawaran bagus bukan. Diterima sebagai asisten karena ketebelece. Dan saya TIDAK SUKA itu. Kalau hanya ngobrol biasa saja atau diinterview sekalipun saya bisa. Saya bahkan akan menyarankan teman saya untuk menginterview jika saat itu saya bersedia untuk menjadi asistennya.

Kenapa? Karena saya tahu kemampuan saya. Saya yakin bisa lolos tes itu. Hanya tes bos, kenapa gak bisa. Trus masalahnya dimana? Ngajar bo, ngajar. Kamu pikir semua orang yang bisa ngobrol dalam bahasa inggris trus bisa ngajar juga. Oke! Kamu bisa ngobrol dalam bahasa indonesia? Bisa. Lancar? Lancar dong kan eke lokal. Kalo gitu mau gak kamu jadi asisten bahasa indonesia saya untuk melatih orang-orang amerika?

?!?

Kamu pikir ngajar bahasa indonesia cuma '”ini budi, ini ibu budi doang”. Basi, itu sih jaman kuda gigit besi. Sekarang kudanya gak doyan besi doyannya berlian. Oke, lupakan. Jadi cara mengajar bahasa indonesia di SD jadul itu sudah tidak up to date lagi. Jeng, mas, om, tante  mengajar butuh keahlian. Bahkan sebelum mengajar para guru harus mendapat pelatihan khusus dulu. Mengajar punya guide line sebagai standar yang disahkan berlaku secara nasional.

Kalaupun akhirnya kita bisa menemukan cara mengajar yang beda dari biasanya. Itu hanya kreatifitas si guru sendiri. Mungkin karena jam terbangnya *burung kali* sudah banyak. Tapi toh tidak akan keluar dari standar baku yang sudah ada. Buku yang sama dengan guru lainnya. Kerangka pelajaran yang sama dengan yang lainnya. Coba tanyakan Dewi Huges si pemilik home schooling itu dengan guru sekolah biasa yang kamu kenal. Bukankah materi pelajarannya sama?

Jadi buat saya, kita bisa berbahasa dengan baik dan benar. Mo bahasa lokal kita kek, atau bahasa asing, tapi itu tidak bisa dijadian patokan bahwa kita semua bisa menjadi guru secara formal. Saya rasa semua pekerjaan pasti lah harus disertai dengan minat. Profesi guru ada karena si guru memang punya minat untuk mengajar. Bukan karena dia tidak punya pilihan lain selain mengajar. Buat saya semua pekerjaan butuh kapasitas tersendiri.

Hal ini pun berlaku untuk seorang trainner. Saat ini saya hanya bisa berbicara bahasa inggris tapi saya tidak bisa menjadi guru atau trainner. Bahkan dibidang yang saya kuasai sekalipun, akuntansi lah emang kamu pikir apa. Belum tentu saya bisa mengajar atau train orang yang tidak bisa menjadi bisa. Untuk kamu temen maaf saya menolak tawaran itu dan penolakan ini murni karena masalah kapasitas.

17 July 2009

GUBRAK

Suatu siang yang cukup panas, terik tepatnya. Dengan latar belakang ruang kantor sebuah perusahaan.

Staf: Bu, sebentar lagi pilpres ya. Gak ada pilihan lain nih saya pasti pilih no 2.

Saya: Kamu yakin mo pilih no 2. Memang alasan kamu milih apa?

Staf: Ya, abis yang saya tahu cuma itu bu. Gini ya bu kalo no 3 kan JK-Wiranto. Trus no 2 itu kan SBY-Budiono. Nah yang no 1 nih bu saya bingung. Kok tulisannya Mega-Pro ya bu. Padahal Megawati kan pasangannya Prabowo. Emang Pro-nya apa sih bu?

Saya: Menahan ketawa. Yang akhirnya jadi ketawa beneran. Ngakak pula.

Staf: Melihat saya dan seisi ruangan dengan muka bener-benar bingung sambil terus bertanya:  Memang Pro apaan sih kok pada ketawa.

Saya: Lili, lili kemana aja kamu selama ini? Pro itu ya Prabowo Subiyanto.

Staf: Oooooooooooooo.....gitu. Diam.... Diam.... Diam...

Saya: Ketawa selesai dan kembali sibuk dengan pekerjaan.

Staf: Setengah berbisik, tapi bu Prabowo kok disingkat Pro sih....

Saya: Gubrakkkkkkkkkkkkkk......Lili lebih baik kamu kerja lagi deh daripada saya ganti nama kamu jadi bolot. Ayo pilih mana?

Staf: Bu, bolot itu apa?

Saya: SOS.....SOS.....SOS.....Tolong keluarkan saya dari sini.........

 

Dedicated to: Staf paling rajin di ruangan saya, Pratiwi Ng.

11 June 2009

WELCOME HOME DAD

Tuhan itu ada dan saya setuju. Tuhan itu hidup saya pun setuju. Tuhan itu tidak pernah tertidur saya sangat setuju. Tuhan itu membela ketidakadilan saya semakin setuju.

Sudah pernah baca entri ini atau ini. Saat itu saya terpukul dengan berita yang disampaikan oleh ibu bahwa ayah saya mulai hari ini resmi menjadi tahanan Bea Cukai dengan kasus tanpa dokumen. Dan besok siang akan dipindahkan ke Rumah Tahanan Kelas 1A Tanjungpinang. It’s a very big deal, friend. Karena saya tidak melihat alasan yang jelas atas status penahanan ayah. Fakta yang ada dilapangan dan saksi –saksi mata yang melihat kejadian ini pun setuju dengan saya bahwa kasus ayah bisa diselesaikan dengan membayar bea masuk barang. Banyak orang geleng-geleng kepala sambil mengurut dada dengan keputusan ini. Mari kita kembali lagi.

Tuhan itu ada dan saya setuju. Tuhan itu hidup saya pun setuju. Tuhan itu tidak pernah tertidur saya sangat setuju. Tuhan itu membela ketidakadilan saya semakin setuju.

Pernah dengar tentang ini: Apa yang kita tabur itulah yang kita tuai ! Dan sekali lagi saya teramat sangat setuju dengan hal ini. Ketika manusia menabur kebaikan maka akan menuai kebaikan juga. Ketika manusia menabur kejahatan maka akan menuai kejahatan pula. Lihat petani apa yang ditabur dan apa yang dituai selalu sama bukan? Seringkali kita tidak sadar bahwa hukum karma, hukum tabur tuai atau apapun itu namanya tetap selalu ada selama bumi masih berputar. Kita tidak tahu apa yang ada didepan sana. Itu betul ! Tapi selama kita menyadari esensi kehidupan kita tahu bagaimana seharusnya hidup berdampingan dengan yang lain. Cukup.

Dan mereka yang telah memasukkan ayah saya ke penjara, saat ini sedang berurusan dengan pihak kepolisian dengan kasus penyeludupan kelas berat. Bukan saya. Bukan juga keluarga saya. Tapi saya yakin ini cara Tuhan membayar semua air mata ibu yang setiap malam selalu berdoa dan ketulusan ayah melewati hari-hari berat di LP. Tidak mudah bagi ayah saya ketika harus berpisah dari keluarga. Tidak mudah untuk ayah tidak melihat pertumbuhan cucunya. Tidak mudah juga menjalani hidup yang serba terbatas. “Kau pikir hidup terkurung dibalik jeruji besi bagi ayahku adalah hal mudah? Sebentar lagi kau akan merasakannya, nikmatilah seperti ayahku menjalaninya !”.

Hari ini semua hukuman itu telah lunas dibayar. Telah 10 bulan saya kehilangannya. ketika saya bangun pagi ini saya mendapati candaannya ada diantara keributan pagi rumah ini. Saya terbangun dengan tersenyum menghampirinya dan ikut larut dalam canda. Melihatnya tertawa, bercanda garing membuat saya benar-benar sadar bahwa badai itu telah berlalu. Welcome home dad. Hari ini bahkan mataharipun menyambut kepulangannya dengan sinar terindah. Dan saya masih ingin berkata: Tuhan itu ada dan saya setuju. Tuhan itu hidup saya pun setuju. Tuhan itu tidak pernah tertidur saya sangat setuju. Tuhan itu membela ketidakadilan saya semakin setuju.

 

I’m staring out into the night. Trying to hide the pain. I’m going to the place where love and feeling good don’t ever cost a thing. And the pain you feel’s a different kind of pain.

I’m going HOME. Back to the place where i belong. And where your love has always been enough for me. I’m not running from, no i think you’ve got me all wrong. I don’t regret this life i chose for me. But these places and these faces are getting old. So i’m going HOME.

The miles are getting longer it seems. The closer i get to you. I’ve not always been the best man or friend for you. But your love remains true and i don’t know why. You always seem to give me another try.

Be careful what you wish for. Cause you just might get it all. You just might get it all and then some you don’t want. Be careful what you wish for. Cause you just might get it all. You just might get it all.

HOME by Chris Daughtry

10 June 2009

SHAMPOO MENTOS

Percakapan seorang ibu 1 dan ibu 2. Dilatar belakangi oleh saya. Berlokasi di antian kasir sebuah supermarket.

Ibu 1: Ibu 2 tidak pake sampo (jangan protes, si ibu bilang sampo bukan shampoo) S lagi ya?

Ibu 2: Oh, sudah tidak lagi bu sekarang saya ganti ke sampo C.

Saya: Diam (Berdiri santai sambil menguping pembicaraan kedua ibu ini).

Ibu 1: Apa sampo itu bagus?

Ibu 2: (sambil jongkok disebelah keranjang belanjaan mengambil barang yang dimaksud) Rambut saya jadi bagus bu sejak pake ini *sambil menunjukkan botol shampoo*. Sampo ini menghilangkan ketombe. Trus ya bu ada apa tuh yang bikin kepala dingin.

Ibu 1: Menggelengkan kepala

Saya: Ikut menjawab dalam hati *saja*.

Ibu 2: Aaaa… ya itu bu ada mentosnya jadi bikin kepala tuh dingin terus. Coba deh bu.

Ibu 1: Mengangguk-anggukkan kepala tanda mengerti.

Saya: Menahan ketawa sambil melirik permen mentos rapi jali berjejer dirak samping kasir.

Sakit perut saya menahan diri supaya jangan ketawa ngakak sendirian. Ntar dikira orang stress pula kan kacau. Ya ampyun buuuuuuu yang dingin dikulit kepala itu bukan mentos tapi menthol. Huahahahaha…Setelah Indonesia merdeka puluhan tahun menthol masih saja dikenali sebagai mentos.

Ayo, ada yang berminat mencampurkan mentos pada shampoo dijamin mendinginkan kulit kepala.

31 May 2009

AFTER 12

Beberapa waktu ini saya terkena sindrom AFTER 12. Jamie Aditya, Minggu malam, 19.30, Channel News Asia. Bingung? Oke, itu adalah tayangan favorit saya. After 12 sanggup membuat saya duduk menunggu didepan tv. Pas banget deh host-nya Jamie Aditya si anak ajaib itu. Dari semua episode saya paling suka pas episode Vietnam. Apalagi waktu kamera merekam keindahan tebing dan alam Vietnam. Huhhhhhhh, takjub banget. One day, I'll be there, yeah!

Tidak hanya wisata alam saja, After 12 menyuguhkan informasi yang cukup lengkap tentang kehidupan malam negara yang dikunjungi. Sesuai dengan judulnya After 12 selalu memulai dengan aktivitas setelah jam 12 malam. Dan itu menarik. Maklum saya bukan pencinta dunia malam. bahkan hanya sekedar jalan-jalan dikota sendiri saja, saya sungguh tidak tertarik jika dilakukan after 12. Kecuali kalo -kepepet- kelaparan tengah malam dan ternyata baru sadar belum makan seharian.

Selain tempat nongkrong yang asik After 12 juga pernah ngubek-ngubek pasar tradisional di Vietnam. Well, sejauh mata memandang saya melihat semua bahan makanannya benar-benar segar. Tomatnya aja gede banget. Sayurannya, jangan tanya deh segar banget. Keliatan kalo semua bahan makanan itu langsung dibawa dari kebun. Kebayang kan nikmatnya belanja disana. Saya yang cuma nonton di televisi saja nih ngilernya minta ampun. Gimana kalo benar-benar ada disana ya.

Saya jadi ingat menjelajah pasar tradisional Thailand hanya demi mencicipi makanan khas setempat. Eits, ini tidak termasuk tom yam yang kondyang itu ya. Yang saya maksud adalah jajanan pasar yang memang sulit ditemukan di supermarket, restoran atau mal gitu deh. Kebetulan saat saya kesana, sedang berlangsung festival jajanan kampung. Passsss banget dah. Coba tebak apa yang terjadi? Yap, saya beli semua makanan aneh yang ada disana. Dalam jumlah sedikit sih, namanya juga nyoba.

Yang paling menarik untuk dijelajahi ketika berada di Thailand buat saya sih selain alam ya makanan tradisional itu. Pastilah beda jauh dari makanan yang biasa saya makan di Indonesia. Walaupun bumbunya sama tapi rasanya lain. Saya pernah sekali waktu mencoba masakan kari khas Malaysia, Thailand, Singapura dan India. Sumpah, saya cuma suka kari buatan Indonesia. Sulit sekali menelan makanan kari buatan negara lain. Indonesian minded kali ya. Entahlah.

Selain itu menjelajahi tempat-tempat bersejarah juga jadi agenda utama ketika disana. Bisa tuh berjam-jam hanya untuk mengagumi ornamen atau bentuk gedungnya. Sejak kecil saya memang suka pada bangunan tua. Biar orang bilang bangunan tua itu menyimpan banyak misteri buat saya sih tetap saja indah. Seandainya dinding-dinding itu bisa bicara saya akan betah mendengarnya. Tentunya dengan menyensor cerita mistik lebih dulu. Say no to mystics!

Kadang nih ya tidak sengaja saya bisa mengenali suatu negara dan kepribadian penduduknya hanya dengan melihat bentuk bangunan. Lho kok? Entahlah. Tapi seringnya hal ini benar. Seperti ketika melihat bangunan –bukan gedung perkantoran ya bos- di Malaysia. Coba perhatikan! Ada yang aneh gak? Dimata saya aneh banget. Coba lihat atapnya, pendek bukan. Bangunan atau rumah di Malaysia cendrung rendah. Well, kontroversi yang terjadi selama ini bukankah mencerminkan ‘itu’ ?!?

Kalo sudah capek biasanya saya baru leyeh-leyeh di mal. Duduk sambil menikmati secangkir kopi mahal *ityu* sementara tangan sibuk ketak-ketik keyboard. Nulis gitu? Yaelah rajin amat ya gak dong. Cuma chatting mumpung gratis kan. Hari gini gratisan kuduharusmusti itu. Ya kadang-kadang sambil lirik-lirik juga siapa tahu ada souvenir menarik yang bisa dijadikan oleh-oleh. Kalo ada aja sih. Saya paling malas meyediakan waktu khusus untuk cari oleh-oleh.

Hanya sayang, beberapa waktu ini kesenangan saya terusik dengan menghilangnya After 12 dari CNA. Tanpa pemberitahuan pula. Padahal hanya acara itu yang bikin saya betah berlama-lama di depan tv. Pengetahuan dan keindahan minggu malam saya berakhir sudah. Coba saja nonton tuh acara tv Indonesia jam yang sama dengan After 12 apa coba yang bisa ditonton selain sinetron dan sinetron lagi. Kapan ya After 12 bisa tayang lagi ? Hi, CNA.

22 May 2009

PERGI SAJA

Cika15

Pergi saja jika ingin pergi. Bawa sekalian luka yang tergores sejak kau datang. Hidup tidak lebih baik denganmu. Sejak awal ini merupakan kesalahan.

Apa kau pikir matahari akan berhenti bersinar tanpamu. Atau mungkin kau pikir hidup hanya berpusar pada kau seorang. Atau mungkin kau mengira kelemahan akan datang begitu saja.

Di hidupku ada bidadari kecil yang senantiasa ‘berjoget inul’ ketika aku bersenandung. Di hidupku selalu ada orang-orang yang rela meyerahkan nyawanya demi melihat kebahagiaanku.

Dihidupku ada cinta yang tak kau miliki meskipun puluhan ‘dia’ berada di pelukan. Dihidupku ada kesetiaan yang tak akan pernah kau dapatkan diluar sana.

Aku memiliki apa yang kau cari selama ini. Pergi! Pergi ke ujung dunia sekalipun. Suatu hari kau akan kembali padaku.

I have learned so much with you, learned that you want to live on top of the mountain, without knowing that true happiness is obtained in the journey taken & the form used to reach the top of the hill.

14 May 2009

“KANKER” SUDAH PENSIUN

Image029

Pengumuman penting Beresiko Kanker telah pensiun diganti denga Berisiko Kangker.

Lokasi: Jl. Kampung Baru, Tanjungpinang

30 April 2009

SAMSAT SAY NO TO PUNGLI

Image001

Sekarang nih samsat Tanjungpinang dan Batam membudayakan SAY NO TO PUNGLI. Dan saya sangat mendukung itu. Sebenarnya slogan ini telah ada sejak dulu tapi mungkin praktek lapangannya malah banyak uang rokok yang keluar. Tapi itu cerita lama. Saat ini pengurusan BPKP, STNK, Pajak atau bahkan mutasi keluar masuk kendaraan di Tanjungpinang dan Batam sangat mudah. Beberapa hari lalu saya baru saja mengurus pajak mobil di Batam. Begitu tiba di depan kantor baru samsat di Batam Center saya sempat terkagum-kagum dengan gedungnya. Maklum dulu gedungnya jelek trus kalo ngantri ya beratapkan langit. Kebayang kan panasnya kota Batam.

Turun dari ojek saya malah terpaku sejenak memperhatikan gedung layaknya perkantoran itu. Berjalan menyusuri pelataran parkir sambil tetap mengarahkan mata pada gedung ini. Hebat, pasti dalamnya berAC. Tiba dipintu depan pertama kali saya melangkahkan kaki ke tempat fotocopy. Menurut informasi yang saya dapat dari internet harus beli amplop dulu disana. Dengan santainya saya menyapa si mbak penjaga disana menanyakan berapa harga amplop itu. Dan si mbak pun terbengong-bengong sambil berkata: ‘Gak jual amplop mbak’. Lho kok? Nevermind, Pede aja deh masuk ke gedung itu tanpa amplop.

Didepan pintu kaca saya celingak-celinguk sebentar memperhatikan tulisan-tulisan yang tertera pada beberapa pintu kecil di samping gedung. Oh bukan itu. Saya melangkahkan kaki masuk gedung. Eits, mampir dulu ah liat pengumuman apa yang terpajang didepan itu. Wih, ternyata benar ini adalah gedung yang saya tuju untuk perpanjangan pajak mobil. Masuk dong. Dan saya disambut oleh customer service yang sangat ramah. Diberi nomor urut dan si mbak ini mengarahkan saya langsung ke loket 9. Asik, gak pake antri, ini nih enaknya datang pagi-pagi, bebas hambatan euy.

Di loket 9 saya dilayani dengan sangat sopan dan ramah. Tidak sampai 1 menit saya ditransfer ke loket sebelah, pengecekan BPKP, STNK lama dan KTP, semua harus yang asli. Beberapa detik kemudian saya ditransfer lagi ke loket sebelah. Nah, diloket ini saya diberi nomor urut dan menunggu giliran dipanggil. Gak lama kok hanya sekitar 1 menit nomor saya dipanggil deh. Selesai urusan diloket ini saya diarahkan untuk ke loket pembayaran yang langsung dilayani oleh teller bank Bukopin. Prosesnya cepat.

Selesai sudah urusan bayar ini saya diarahkan ke loket sebelah, tanda tangan buku dan petugas pun memberikan bukti bayar pajak baru dan plastik tempat menyimpan bukti bayar itu. Selesai deh. Ternyata prosesnya gampang. Wah, tau begini ngapain juga kita bayar orang hanya untuk urusan yang tidak sampai 15 menit. Selain gedung yang nyaman dilengkapi dengan AC dan berbagai teknologi canggih penunjang pelayanan, petugasnya pun ramah dan sopan. Jika tidak mengerti tanyakan saja pada customer service di depan itu.

Ternyata saat ini pengurusan surat-surat kendaraan bermotor di Samsat sangat mudah dan cepat. Jadi buat apa kita bayar calo. Selain itu uang yang kita keluarkan pun ya sesuai dengan harga yang tertera pada bukti bayar. Lebih hemat kan. Hari gini mikir dua kali deh keluarin uang ekstra untuk urusan beginian. Jika bisa dilakukan sendiri kenapa tidak kan. Saya salut dengan peningkatan pelayanan di Samsat Batam dan Tanjungpinang. Gitu dong pak, jadi masyarakat pun merasa nyaman dengan kinerja kerja samsat.

Gedung samsat ini terdiri dari 2 lantai. Pengurusan pajak kendaraan di lantai 1. Jika ingin mengurus mutasi masuk atau keluar kendaraan silahkan ke lantai 2. Tapi lebih baik tanyakan saja pada customer service tepat didepan pintu masuk lantai 1. Mereka lah yang akan mengarahkan kita kemana nantinya. Saya berharap kedepannya samsat Tanjungpinang dan Batam punya website sendiri. Jadi paling tidak masyarakat tahu apa yang harus dibawa untuk mengurus surat-surat kendaraan. Dan tentunya informasi penting lainnya.

Selamat untuk Samsat Batam dan Tanjungpinang atas peningkatan pelayanannya. Keramahan, kesopanan dan kecepatan pelayanan ini membuat saya merasa nyaman. Slogan '”Indonesia lebih baik” ternyata telah dimulai dari pelayanan kantor samsat ini. Jadi mulai sekarang saya akan ikut mensuksekan SAY NO TO PUNGLI.

29 April 2009

MEMASYARAKATKAN PERPUSTAKAAN DAERAH

http://sijorimandiri.net/fz/index.php?option=com_content&task=view&id=10596&Itemid=38. Coba deh baca link diatas. Menurut saya nih kesadaran masyarakat Tanjungpinang untuk datang ke perpustakaan sudah cukup tinggi. Terlihat dari banyaknya penggunjung perpustakaan setiap harinya. Yang kurang adalah memasyarakatkan perpustakaan itu sendiri. Ayo coba tanyakan pada masyarakat Tanjungpinang apakah mereka tahu bahwa kota ini punya perpustakaan yang meminjamkan buku secara gratis?

Saya yakin jawabannya tidak. Kenapa? Perpustakaan tidak pernah memperkenalkan diri sebagai media pengetahuan gratis. Awal kita mengenal perpustakaan pastilah dari sekolah. Iya gak? Coba perhatikan perpustakaan sekolah bukankah terdiri dari buku-buku pengetahuan yang membosankan. Malah kebanyakan buku-buku itu sulit dimengerti. Dijaman saya sekolah dulu beginilah wajah perpustakaan. Kebanyakan orang telah meletakan pengertian perpustakaan pada posisi yang salah. Pengalaman masa sekolah membuat sebagian orang sangat tidak tertarik dengan perpustakaan.

Namun sekarang perpustakaan memiliki wajah yang berbeda. Selain deretan buku didalamnya juga terdapat beberapa fasilitas gratis yang bisa dimanfaatkan. Banyak juga bacaan yang justru bisa menghilangkan stress. Atau justru membantu kita mendapatkan pekerjaan sesuai keahlian. Bahkan sekedar menambah teman. Yah, bagaimana kita tahu jika perpustakaan tidak pernah mengiklankan diri atau paling tidak menginformasikan apa saja yang ada didalamnya. Gedung bagus, sumber daya manusia banyak saja belum cukup jika tidak dikenal orang.

Coba seandainya perpustakaan daerah Tanjungpinang memperkenalkan diri lewat berbagai media: radio, papan iklan, iklan di HP dan internet, misalnya. Di Tanjungpinang ini saya tidak pernah menemukan iklan yang berhubungan dengan perpustakaan daerah. Ya jika tidak diberitahu bagaimana perpustakaan ini bisa memasyarakat. Lihat para caleg legislatif pada pemilu yang baru lewat ini. Bukankah demi dikenal masyarakat mereka memasyarakatkan dirinya sendiri. Kita juga kan tidak bisa mengharapkan perpustakaan bisa dikenal hanya dari mulut ke mulut saja.

Banyak kok cara efektif dan kreatif yang bisa dipakai untuk mengiklankan perpustakaan. Tidak melulu dengan biaya besar. Bahkan dengan biaya minim pun hal itu bisa dilakukan. Percuma dong banyak buku tentang marketing dan promosi dipajang disana kalo cari ide memasyarakatkan perpustakaan saja susah.  Dengan begitu tidak sia-sia pemerintah provinsi mengucurkan dana setiap bulan untuk biaya operasional dan renovasi gedung jika pada akhirnya gedung itu ramai dikunjungi kan.

YA KAN ?!?

Sudah setahun ini saya bergabung dengan perpustakaan daerah. Menjadi member berarti saya bisa meminjam buku secara gratis. Awalnya aja saya dikenai bayaran itu pun hanya sebagai deposit jika sewaktu-waktu saya bandel tidak mengembalikan buku. Nanti uang itu akan dikembalikan jika saya memutuskan untuk keluar dari keanggotaan. Kegiatan meminjam buku dan menggunakan fasilitas yang disediakan perpustakaan provinsi ini sangat menyenangkan. Bayangkan saja setiap member bisa menggunakan tempat itu tidak hanya untuk membaca tapi juga bisa membawa laptop dan mengerjakan tugas disana. Atau hanya sekedar ingin browsing gunakan saja komputer yang tersedia disana. Gratis.

Semakin kesini fasilitas yang disediakan oleh perpustakaan daerah ini semakin meningkat. Dari pengamatan saya nih jumlah anggotanya pun semakin banyak. Ini terlihat dari ramainya pengunjung pada jam-jam tertentu. Apalagi setelah perpustakaan daerah ini menambah beberapa unit PC Acer baru dengan sistem operasi windows vista. Keren bo. Walaupun punya laptop sendiri tapi seringkali saya mengunakan PC disana, senang aja ngeliat warna-warna tajam di monitor. Vista gitu lho. Trus kenapa saya gak ganti OS aja ke vista? Gak ah vista punya banyak kelemahan. Dan saya tidak mau menghabiskan waktu hanya untuk bolak-balik ngurusin ketidakberesan vista. Dulu saya pencinta vista tapi sekarang tidak lagi.

Buku-bukunya juga lumayan banyak dan bagus. Novel ada,  cerita anak-anak banyak. Sering sekali  saya duduk berlama-lama disana sekedar menambah pengetahuan dari bacaan anak-anak. Ternyata banyak hal baru yang bisa saya dapatkan. Pernah nonton kuis “are you smarter than the 5th grader”. Lihat kan betapa anak-anak kelas 5 itu lebih pintar dari orang dewasa. Pasti dong, buku bacaan mereka ternyata berisi pengetahuan yang belum tentu ada di bacaan orang dewasa. Selain itu buku pelajaran sekolahpun bisa dipinjam. lumayan untuk mengurangi beban orang tua. Hari gene buku sekolah tuh mahal tau. Kan ada program buku gratis? Iya bukunya emang gratis tapi internet dan ngeprintnya kan bayar. Sama aja bukan.

Nah, keberadaan perpustakaan ini  saya rasa cukup membantu anak-anak yang tidak bisa membeli buku. Maksimal 2 buku yang bisa dibawa pulang dalam 1 minggu. Jika ingin silahkan foto copy bagian penting maksimal 10 halaman. Gratis kok. Itu memang fasilitas lain yang disediakan perpustakaan daerah ini. Tapi jika lebih dari itu ya fotocopy sendiri lah. Udah gratis minta lebih pula. Sekarang nih ada lagi fasilitas baru disana, free WIFI. Aha, oke khan. Setelah sederetan fasilitas ada tambahan satu lagi. Artinya nih jika ingin ngenet kita bisa bawa laptop sendiri. Paling gak tanpa batasan waktu. Bisa chatting, utak-atik FB, balasin email atau sekedar blog walking. Seru kan. Lama-lama perpustakaan bisa jadi rumah kedua saya nih.

Well, siang ini dengan ‘semangat ngenet’ saya turun dari mobil dengan menenteng perlengkapan ‘perang’ saya. Lengkap-lengkip, semuanya jadi satu dalam tas laptop. Praktis. Tapi berat juga euy. Denga senyum mengembang saya berjalan memasuki perpustakaan. Buka sepatu sambil memasukkan beberapa barang bawaan ke loker. Sedang asik jalan menuju lantai dua tiba-tiba saya dikejutkan dengan teguran seseorang. Tidak boleh membawa tas laptop ke lantai 2. Saya jelaskan dong rasanya tidak mungkin jika harus membawa barang bawaan saya ke lantai 2 tanpa tas ini. Webcam, headset chatting, cable data, charging, 2 HP, headset HP, dompet, laptop dan beberapa perangkat teknologi penunjang laptop saya. Dan semua itu harus saya bawa dengan dua tangan. Dodol.

Sabar, sabar, orang sabar pasti jauh dari jantungan. Sekali lagi saya minta pengertian sang penjaga. Sambil membuka tas saya mempersilahkannya melihat barang-barang bawaan itu. Akhirnya saya memberikan penawaran padan petugas itu jika selesai dari lantai 2 saya bersedia untuk digeledah. penjaga pun keukeh jumekeh melarang saya tidak boleh membawa tas laptop keatas. Habis sudah kesabaran saya. Semua penjelasan saya dianggap angin lalu. Sambil minta maaf mereka *penjaga itu udah nambah jadi 2 orang* tetap menolak. Sumpah, saya gak habis pikir apa mereka kira saya mampu bawa seabrek barang bawaan itu hanya dengan 2 tangan. Mending dibantuin. Mereka pikir laptop cuma buat ngetik doang kali ya jadi cuma butuh charging deh. Sarap.

Satu hal yang saya sayangkan adalah sistem pengamanan yang masih kurang. Saya mengerti larangan tidak boleh membawa tas laptop atau tas kedalam ruang buku. Mungkin mereka pernah kehilangan buku karena manusia-manusia tidak bertanggungjawab. Bukankah lebih baik jika memasang sistem pengaamanan seperti di mal. Jika ketahuan membawa keluar buku yang belum di scan maka alarm pintu akan berbunyi. Jika belum mampu membeli sistem pengamanan seperti itu ya geledah saja tas setiap orang yang mau keluar dari sana. Saya rasa  anggota dan pengunjung akan mengerti dengan penggeledahan ini. Jaman sekarang udah biasa geledah-geledah tas. Mau masuk mal saja tas di scan dulu. Masuk mal mobil di detect dulu, siapa tahu bawa bom. Ya kan?

Seandainya semua perangkat komputer yang ada dilantai 2 bisa digunakan semua. Pastilah anggota perpustakaan tidak perlu repot-repot membawa laptop sendiri. Saya heran perasaan PC yang 10-an unit itu masih baru deh. Masa udah dianggurin gitu aja. Sayang kan cuma dipake buat main games doang. Bukankah tujuan awal pembelian PC itu untuk memasyarakatkan internet minimal pada anggota perpustakaan? Koneksi internetnya nih gangguan melulu? Ya minta pertanggungjawaban provider dong. Kalau masih tidak ada perubahan mending cari provider lain. Kan butuh biaya lagi? Itulah pentingnya sistem lelang untuk pengadaan fasilitas bukan penunjukan langsung begitu. Apalagi perpustakaan daerah ini dikelola langsung oleh pemerintah provinsi. Ya kan?!?

Sayang kan jika karena peraturan gak jelas perpustakaan harus sepi pengunjung. Harapan saya sih sederhana saja suatu hari nanti perpustakaan daerah Tanjungpinang ini memberikan kemudahan kepada setiap pengujung untuk bebas menggunakan fasilitas yang tersedia disana dengan peraturan yang masuk akal. Paling tidak berikan beberapa alternatif pada pengunjung agar setiap pengunjung bisa menjadikan perpustakan sebagai rumah kedua mereka. Yang artinya mereka merasa nyaman untuk melakukan aktifitas sesuai dengan fasilitas yang tersedia. Kalau sudah merasa nyaman saya yakin harapan pemerintah daerah untuk memasyarakatkan perpustakaan pun dengan mudah bisa terwujud.

13 April 2009

MAAP OM

Sejak kecil saya senang mendongakkan kepala ke langit dan memperhatikan awan. Seringkali awan menampilkan bentuk-bentuk indah dan lucu. Kadang kelinci, kuda atau berbentuk pak tani sedang macul. Ternyata Tuhan punya selera lukis yang tinggi. Coba deh sekali-kali pandangi awan dan lihat apa yang akan terlihat disana. Kebiasaan melihat awan itu masih berlangsung sampai sekarang sampai suatu sore ketika saya sedang mengantar ibu ke rumah seseorang.

Awalnya saya hanya tertarik melihat warna keperakan yang terpancar dari balik awan. Seakan-akan ada tukang emas yang sengaja menaburkan emas cair diantaranya. Indah banget. Sekali jepret saya yakin pemandangan ini akan jadi foto terindah saya. Tidak langsung dilihat, memang itu kebiasaan saya. Tiba dirumah saya hanya memindahkannya ke laptop. Dan pekerjaan itu selesai sudah. Tidak dilihat hasilnya dulu? Oh lain kali saja ketika saya sedang ingin melihat koleksi foto.

Lama sekali saya biarkan saja hasil jepretan sore itu. Sampai hari ini ketika iseng saya buka deh koleksi foto-foto itu. Hanya untuk menikmati hasil jepret amatiran saya. Dan ternyata saya menemukan ini. Bisa lihat awan itu berbentuk apa? Om-om berkumis lagi murka. Serem ya bo. Lihat tangan kanannya terangkat seperti hendak meninju seseorang. Yaela om masa dijepret posenya begitu seh. Maap deh, kalo gak rela dijepret teriak dong om jangan diem aja gitu.

Senja

12 April 2009

SAYA CEMAS

Saya memang pencinta alam sejak kecil. Climbing, hiking dan camping adalah kesenangan saya. Saat anak-anak perempuan lain bermain dengan boneka barbie saya lebih senang berjalan melintasi hutan dan gunung. Jadi ingat pertama kali merambah hutan liar, sebung pereh namanya. Hutan itu belum terjamah tangan manusia. Saya dan teman-teman menjadi orang pertama yang membuka jalan disana. Sepanjang perjalanan badan saya jadi sasaran empuk hewan melata.

Lintah-lintah itu menempel dikaki. Menjadi gemuk oleh darah saya. Kurang ajar saya kecolongan. Padahal ayah telah menitipkan minyak tradisional sebagai penangkal lintah. Hanya saya lupa memakainya sebelum perjalanan dimulai. Akhirnya seorang teman melepaskan lintah-lintah itu dari kaki saya. Hanya sayang seekor lintah mencengkramkan sengatnya terlalu dalam sehingga tidak bisa begitu saja di cabut. Saya pun harus rela ketika puntung rokok mampir ke kulit. Trus? Sakit tauuuuu.

Rasa sakit itu terbayar oleh keindahan alam yang terbentang didepan mata. Sumpah, indah banget. Rasa sakit akibat ulah lintah hanya sementara. Bisa hilang dengan hitungan hari. Tapi keindahan yang tertangkap mata dan terekam alam bawah sadar ini tidak akan pernah bisa hilang. Sampai sekarang keinginan untuk kembali menjelajahi hutan sebung pereh masih ada. Namun ayah bilang hutan itu sekarang tidak seindah waktu pertama kali saya kesana.

Menuruni tebing landai yang dibawahnya terbentang keindahan lain. Jejakkan kaki dan lihatlah betapa genangan air ini sempurna membasahi kedua kaki saya. Hanya sampai setinggi pergelangan kaki tapi sensasinya mengirimkan sinyal kedamaian sampai ke hati. Saya berhenti sejenak, memandang sekeliling dan mulai memejamkan mata. Ya Tuhan indah sekali. Jika tidak karena tarikan seorang teman saya akan terus ada disana sampai benar-benar merasa puas baru pergi.

Hutan, gunung dan laut sanggup membuat saya betah berlama-lama disana. Menikmati hembusan angin, menyaksikan matahari terbenam dan menunggu dengan tidak sabar kala matahari mulai menampakkan diri. Melihat kecantikannya seakan-akan saya bisa mendengar sapaan: Selamat pagi dunia. Uhhh, bahkan matahari pagi begitu bersahabat dengan bumi. Seringkali alam mampu menghipnotis saya dengan keangunannya. Saya terpesona.

Namun sayang, hutan, gunung bahkan laut saat ini telah rusak oleh tangan-tangan tidak bertanggungjawab yang mengatasnamakan “kehidupan yang lebih baik”. Hutan dibakar dengan sengaja sehingga menimbulkan pencemaran udara oleh asap tebal hasil pembakaran. Anak-anak dan penderita asma harus menderita ketika menghirup udara yang telah tercemar oleh zat-zat sisa pembakaran yang bisa merusak paru-paru. Semua makhluk hidup pun kehilangan udara bersih.

Lihat saja laut yang biasanya bisa saya nikmati karena keindahannya sekarang tercemar oleh sampah. Sejauh mata memandang terlihat puluhan sampah berenang disana. Pedagang kaki lima telah menjadikan laut sebagai tempat sampah mereka. Apa susahnya sih membuang sampah di tempatnya. Jadi tidak perlukan mencemari keindahan laut. Entah bagaimana keadaan ikan dan makluk laut lainnya. Mungkin saja mereka sulit bernafas akibat pencemaran ini.

Kijang (5)  Kijang (6)

Sudah liat gambar diatas. Saya sempat syok melihat kenyataan itu. Mungkin kalian mengira ini adalah deretan rumah penduduk dan disebelah sananya adalah danau kecil. BUKAN. Bangunan berbentuk rumah itu adalah kantor PDAM dan danau kecil itu adalah waduk air bersih warga kota Kijang yang telah mengering. Dulunya danau itu luas sekali. Coba perhatikan foto pertama bukankah disisi kirinya terdapat tanah yang tidak berair sama sekali. Padahal dulunya banyak sekali air disana.

Ini hanya salah satu dampak ketika kita membiarkan hutan digunduli, laut dicemari dan gunung tidak terawat. Alam tidak bisa menjaga diri dari tangan-tangan serakah. Kita lah yang wajib menjaga alam tetap bersih dan indah. Bukankah kita semua menumpang hidup pada alam. Coba bayangkan jika alam ini rusak. Bukankah kerusakkan itu akan kita alami juga? Bukankah sudah seharusnyalah kita berdamai dengan alam agar hidup menjadi lebih baik?

Saya cemas melihat fenomena dimana orang berlomba-lomba menebangi hutan dan merusak keindahannya. Hutan tidak lagi menjadi rumah yang nyaman bagi para hewan dan pencinta alam. Hutan bukan lagi jadi tempat berlindung mata air-mata air. Padahal hidup kita tidak bisa lepas dari air bersih. Bagaimana hutan bisa memproduksi waduk jika kita terus mengangkat senjata peperangan padanya. Bagaimana alam ini bisa sejuk jika kebakaran hutan ternyata disengaja.

Apa kabar ikan-ikan dilaut? Mereka sama merananya seperti hutan. Apa kabar kabut di gunung mereka seakan enggan menampakkan diri lagi. Bahkan udara dingin hanya bisa megintip dari balik punggung gunung. Mereka semua enggan, tidak mau bermain lagi karena mereka mulai dipaksa untuk mundur. Kasihan bahkan alam pun tidak lagi nyaman untuk saya. Alam sudah tidak bisa lagi dinikmati dengan bebas.

Alam yang sekarang bisa dinikmati adalah dengan uang. Ingin menikmati keindahan alam maka saya harus membayar mahal untuk itu. Hmmm, saya merindukan alam dimana saya bebas menikmatinya, menjelajahinya dan menantikan sapaan sinar matahari pagi. Seandainya semua tangan tidak lagi merusak alam maka krisis yang terjadi sekarang ini bisa diminimalkan. Ya krisis air bersih, ya krisis pemanasan global semua tidak perlu terjadi bukan. Jika saja kita bisa berdamai dengan alam.

12 March 2009

SENJA DI BUTTERWORTH

Malaysia (27) Sedang duduk menikmati pemandangan sore di stasiun kereta api Butterworth - Penang, mata saya tertarik memperhatikan seorang lelaki tua berumur sekitar 50-60 tahunan. Berjalan tertatih-tatih sambil mengorek tong sampah yang ia jumpai sepanjang peron.

Saya mengamatinya tapi tentu saja tidak berani secara terang-terangan ketika dia sedang berjalan kearah saya. Namun ketika bapak tua telah membelakangi saya barulah dengan bebas saya mengamatinya. Ada sesuatu yang menarik disana. Baru kali ini saya menemukan pemulung di negara ini. Kemana saja saya selama ini.

Tingginya kira-kira hanya 150 cm, kulitnya coklat tua pekat terbakar sinar matahari. Memakai celana pendek dan baju kaos. Penampilannya sangat kumal dan kotor sekali. Dari tubuhnya keluar aroma yang sangat tidak menyenangkan. Mungkin akibat jarang mandi dan bergaul dengan sampah. Ketika pandangan saya bertabrakkan dengan matanya saya menemukan keputusasaan bermain disana. Sinar mata itu redup, telah kalah oleh kemiskinan. Kulitnya tidak lagi kenyal tapi telah berubah keriput, dimakan usia.

Saya menikmati pemandangan itu. Terus saya pandangi sampai sosoknya menghilang di balik tiang beton peron. Entah sedang apa dia dibalik sana. Mungkinkah menemukan sesuatu yang bisa membuat matanya berbinar. Botol bekas air mineral mungkin atau kaleng bekas minuman bersoda. Benda-benda ini sangat bernilai untuk para pemulung di negara manapun. Lewat benda-benda semacam itulah mereka masih bisa mendapatkan uang untuk sekedar mengisi perut. Mungkin tidak kenyang tapi cukup untuk bertahan satu hari lagi.

Dia telah menghilang dibalik peron. Saya mengalihkan pandangan saya pada langit. Memadang keindahan pesona Sang Khalik di waktu senja. Tapi pikiran saya tetap pada bapak tua tadi. Saya telah terpesona dengan kerja kerasnya, kegigihannya, kemauannya untuk tetap bertahan hidup meskipun kemiskinan terus menancapkan sengatnya.

Bapak tua itu berjuang untuk tetap eksis. Hanya sayangnya globalisasi dan modernisasi tidak berpihak padanya. Semakin tersingkir. Semakin menderita dengan tekanan hidup. Harga-harga yang semakin menjulang tinggi membuatnya tidak punya pilihan hidup lebih baik apalagi lebih layak. Hanya kemelaratan yang senantiasa bersahabat dengannya. Tidak adil buatnya tapi adil buat orang lain.

Terus memikirkannya, tiba-tiba saya dikejutkan oleh suara hardikan berjarak 500 m dari saya. Hardikan itu berubah menjadi keributan. Saya penasaran menolehkan kepala ke arah sumber suara. Mencari-cari penasaran. Nihil. Tapi tetap saja ribut. Sedetik kemudian dari arah kanan berlarian seekor anjing berbulu putih kumal. Anjing ini berlari dengan panik sambil menggigit plastik kresekan warna hitam. Plastik itu bergoyang terayun-ayun.

Kemudian muncullah bapak tua tadi mengejar anjing sambil menghardiknya. Semakin ribut, gaduh. Padahal hanya satu orang. Wah, pemandangan semakin menarik nih. Mata saya terbuka lebih lebar memperhatikan adegan kejar-kejaran itu. Hardikan itu semakin terdengar melengking. Taulah saya bahwa bapak tua dan anjing itu tidak sedang bercanda manis.

Sambil mengepal-kepalkan tangan bapak tua menyusul larinya anjing tak berdosa itu. Hardikan semakin kencang terdengar. Anjingpun semakin terbirit-birit berlari. Eits, tunggu dulu sepertinya ada yang tidak beres dengan adegan di depan mata ini. Ngapain coba tuh bapak nafsu banget kejar-kejar anjing kumal itu.

Sekejap saja ketidakberesan itu terjawab sudah. Anjing berlari menyelamatkan diri ke bawah gerbong usang tidak terpakai yang diletakkan berjejer *rapi jail bo*. Teronggok waspada di bawah sana anjing terus memperhatikan bapak tua. Hardikan masih berlanjut. Dari tempat saya duduk, saya bisa melihat dengan jelas apa yang dilakukn anjing. Tapi bapak tua tidak tau ada apa dibawah sana.

Anjing tetap menggigit kantong plastik hitam itu. Entah apa isinya. Hardikan semakin keras. Anjing pun gentar dan meletakkan plastik hitam ditempat yang dikiranya aman. Drama is over ! Salah, belum lagee. Bapak tua jongkok anjing pun lari menjauhi plastik hitam. Lari ke pojok gerbong usang itu. Memperhatikan gerak-gerik bapak tua. Adegan selanjutnya membuat saya terdiam miris ingin menangis. Bahkan logika pun tidak bisa menjangkau perlakuan itu.

Bapak tua itu merangkak kedalam gerbong usang mengambil kantong plastik hitam yang entah apa isinya. Menghalau anjing agar pergi dari pojok gerbong usang tempatnya berlindung. Anjing pun terusir, pergi dengan perasaan kalah. Sudah merasa aman bapak tua duduk bersandar di ujung gerbong usang, membuka plastik hitam dan mengambil sisa makanan didalamnya. Membersihkan dengan tangan kotornya, meniupnya dan memakannya.

Saya terkesima, diam seribu bahasa. Lidah terasa kelu. Ada sekat di dalam tenggorakan saya, seperti menahan sesuatu. Bukan rasa jijik. Bukan. Sekat itu adalah tangis yang tertahan. Tidak ada airmata di mata saya. Tapi ada rasa tidak terima di dada saya.

Harus sampai seperti inikah perjalanan hidup bapak tua itu. Berebut makanan dengan anjing. Padahal makanan itu pun makanan sisa yang dia temukan dalam salah satu tong sampah. Entah sudah berapa lama dia terlunta-lunta dalam kelaparan. Sehingga mati rasa ketika harus berebut makanan dengan anjing. Adilkah ? Ya adil untuk orang lain tapi tidak untuk bapak tua dan saya.

Melihat pemandangan menyedihkan itu bahkan saya pun takut untuk bersyukur atas hidup yang saya miliki. Rasanya kurang pantas bersyukur atas kemiskianan orang lain. Saya hanya berharap semoga bapak tua bisa menikmati makanan itu. Bukan hanya sekedar makan untuk kenyang.

Saya membuang pandangan kearah lain membiarkan bapak tua menikmati hidangan. Mencoba mencerna dengan hati pelajaran hidup barusan. Tetap dalam diam, alam bawah sadar saya telah merekamnya dengan jelas. Jelas sekali.

08 March 2009

SAMBIL TERIAK: ‘OJEEEEK’

Image043      Image044

 

Image045      Image046

My Thoughts:

- Hanya Tuhan yang tahu gimana kondisi supir dan orang-orang yang ada didalamnya.

- Kalo gak koma ya luka parah, itu dah pasti

- Masih gak habis pikir kok bisa ya tuh mobil keluar jalur jauh banget gitu.

- Mungkin aja supirnya mabuk, kalo gak ya ngantuk berat *seberat-beratnya*.

- Toyota Avanza VVTI keluaran April 2008. Belum setahun? jangan-jangan kreditnya belum lunas lagi.

In Facts:

Menurut saksi mata setelah mobilnya jungkir balik gitu, supirnya keluar dari mobil dengan tampang ‘napa sih semua orang liatin gue’, sambil teriak: ‘ojek’. Mampus gak sih tuh orang bukannya jalan sempoyongan sambil pegang kepalanya yang tergores itu sambil tersakit-sakit kek *drama mode on dong*. Eh malah panggil ojek dengan entengnya. Numpang tanya mas nyawanya ada 10 ya. Jadi ilang satu tinggal 9 deh. Yaela mas jam 6 pagi udah bikin heboh orang sekota.

Final Results:

Ini jadi peringatan keras buat saya kalo nyetir jangan sambil merem. Ini nih akibatnya. Berhubung nyawa saya cuma satu jaaaadi saya lebih milih hati-hati deh.

28 February 2009

SURAT UNTUK MAMA

ist2_1677277-newborn Ma, apa kabar? Beberapa hari ini aku melihat mata mama selalu bengkak. Mama menangis? kenapa? apa karena aku. Padahal aku disini baik-baik saja. Aku bahagia. Semua serba indah. Tidak seperti sebulan lalu kala aku sedang bernafas. Aku merasa tersiksa dan tiba-tiba saja semua berhenti. Aku tidak bisa lagi merasakan kedekatan dengan mama. Aku bahkan merasa diluar kenyamanan. Sakit memang ma tapi sekarang tidak lagi. Sekarang aku senang. Mamapun harus senang.

Jangan menangis lagi mama. Aku tidak ingin melihat mama sedih terus. Airmata mama sudah terlalu banyak tumpah hanya untuk aku. Disini aku bisa bernafas dengan bebas. Hari ini saja aku berlari dengan teman-teman, bermain bersama, lamaaaa sekali. Aku kuat ma. Kakiku walaupun kecil tapi kuat jika berlari. Mama pasti kalah tanding lari sama aku. Suatu hari nanti mama pasti kuajak berlari. Rindukan waktu itu ya ma.

Jangan menyalahkan diri sendiri terus ma. Sudahlah semua sudah baik-baik saja sekarang. Mama mungkin pernah tidak menginginkan aku. Tapi aku telah memaafkan. Mama mungkin takut akan pengakiman dunia atas kehadiranku. Yang ini pun telah kumaafkan. Untuk itu aku mohon berhentilah menangis. Airmata mama sebanyak apapun yang keluar tidak mungkin bisa membawa aku kembali kesisimu. Hanya akan membuat mama tampak lebih tua.

Jangan ma, jangan menangis lagi. Aku ingin selalu melihat kecantikan wajah mama. Aku juga merindukan senyuman manis mama yang selalu tersungging waktu mama mengelusku. Mama ingat itu, waktu aku berusia 6 minggu. Mama meletakkan tangan mama tepat dipunggungku. Waktu itu aku kira sedang ada orang yang memijatku. Eh ternyata tangan mamalah yang sedang mengelus punggungku. Menenangkan aku.

Terima kasih mama. Aku memang tidak sempat menghirup udara bumi ini. Tapi aku sudah cukup bahagia memiliki mama sepertimu. Aku bangga menjadi puteri mama. Kata teman-temanku aku mewarisi kecantikan mama. Disini semua orang terpesona dengan pancaran cahaya yang keluar dari mata indahku. Semua itu kuwarisi darimu, mama. Teman-temanku mereka juga sama dengan aku. Mereka tidak diinginkan oleh mama mereka dan akhirnya dibuang.

Dua hari yang lalu aku dan temen-teman duduk ditaman yang disediaan Tuhan khusus untuk kami. Cerita kami ramai sekali ma. Seru. Semua berebutan ingin bercerita lebih dulu tentang mama masing-masing. Semua membanggakan mamanya. Akupun ingin tapi entah kenapa aku malah sedih. Didepan teman-temanku aku tak mampu berkata-kata. Padahal aku ingin. Aku ingin mereka tahu bahwa mama adalah pahlawanku.

Bagaimana bisa aku bercerita pada mereka tentang mama jika aku selalu melihat mama menangis sejak pulang dari klinik om dokter itu. Aku lupa siapa namanya. Mama bahkan tidak mau makan. Berhari-hari hanya mengurung diri dikamar. Menangis saja. Sampai-sampai mama sakit. Aku melihat wajah mama begitu kusut. Tidak seperti biasanya. Bukankah mama selalu ceria? Teman-teman mama yang bilang itu dan sekarang mereka kehilangan keceriaan mama.

Hidup harus terus berlanjut ma. Meskipun mama menyesali keputusan mama. Tidak ada yang bisa berubah. Aku tidak mungkin kembali lagi pada mama. Mama telah membuangku, menolakku. Saat itu memang menyakitkan tapi bukankah aku sudah bilang bahwa aku memaafkan mama. Aku sayang pada mama mana mungkin aku bisa marah. Disini semua orang saling memaafkan. Tanyakan saja pada teman-temanku, mereka akan sangat setuju denganku.

Mama mulai sekarang hapuslah airmatamu. Jangan menangis lagi. Jangan khawatirkan keadaanku. Disini semua keperluanku terpenuhi dengan sendirinya. Aku bahagia. Jadi mama tidak perlu menangis lagi karena aku telah memaafkan mama. Aku sayang mama lebih dari perasaan sayang mama padaku. Tuhan menjagaku dengan sangat baik sehingga aku tumbuh menjadi anak yang kuat. Mama aku merindukan kehadiran mama suatu hari nanti, menemaniku.

 

Dedicated to: Semua bayi malang yang menjadi korban aborsi.

gambar diambil dari istockphoto

JANGAN SALAHKAN SAYA

ist2_46913-catch-the-sky Bukankah tidak ada bedanya ada dan tidaknya saya di’rumah’ ini. Karena semua hal yang saya lakukan tidak pernah ada yang perduli. Mungkin ini adil buat orang lain.Tapi tidak untuk saya. Saya yang akan selalu dikambinghitamkan dalam setiap persoalan yang terjadi. Seakan-akan saya telah berubah wujud di mata semua orang menjadi manusia yang tidak baik. Saya telah melakukan segala yang saya harapkan dan saya pikir itu yang terbaik. Namun saya tetap tidak pernah benar. Selalu saja salah.

Jangan salahkan saya jika saya menjadi lelah dan menyerah. Mulai merasa tidak lagi nyaman berada disini. Jangan salahkan saya jika saya terlahir dengan sifat perfeksionis. Jangan salahkan saya jika saya selalu menginginkan keteraturan dan kebersihan. Dan jangan salahkan saya jika saya memutuskan untuk menikamati hidup yang saya inginkan. Mungkin saya salah tapi saya terlalu lelah untuk selalu dikondisikan ‘menerima’ dan mengalah.

Ada saatnya saya mengalah agar tidak terjadi keributan yang tidak perlu. Adakalanya juga saya menerima karena hanya itu satu-satunya alternatif yang ada. Ada kalanya saya menjalani apa yang telah dipaksakan untuk saya jalani. Ada kalanya saya memilih diam dan tidak melanjutkan pembicaraan karena saya tidak ingin membuang energi lebih banyak lagi. Namun kali ini adalah saat saya merasa jenuh dengan semua permainan ini.

Dengar ini. Dengarkan apa yang ingin saya sampaikan.

Saya juga manusia. Sama seperti manusia normal lainnya. Saya pun punya perasaan dan keinginan. Saya punya kemauan. Saya berhak untuk menentukan apa yang saya anggap bisa saya terima atau tidak. Dan saya berhak untuk membela diri saya sendiri. Saya tidak pernah merencanakan hidup untuk diri sendiri. Saya bahkan tidak sempat berfikir untuk menikmati kebahagiaan sendiri. Tidak pernah terlintas dalam benak saya untuk hidup dalam kesuksesan tanpa berbagi.

Semua orang berhak memberikan penilaian atas sikap saya. Semua orang boleh menghakimi saya. Tapi kenapa ketika saya protes dan ingin menjelaskan. Ingat! menjelaskan, bukan membela diri. Semua mata menatap tajam kearah saya. Semua mulut seenaknya mencerca saya. Saya ini manusia. Saya juga punya perasaaan. Sudah teralu lama kalian mendudukan saya dikursi pesakitan. Sampai saya tidak ingat lagi bahwa saya masih punya hak untuk memilih.

Ketika saya diam semua orang menuding saya dan mencap “tukang ngambek” di belakang punggung saya. Tahukah kalian betapa sakitnya kata-kata itu menusuk harga diri dan perasaan saya. Tahukah kalian saya memilih diam untuk menghindari konflik baru yang tidak perlu. Tahukah kalian saya memilih diam karena itulah satu-satunya pilihan yang tersisa. Dan tahukah kalian bahwa saya akan selalu memaafkan semua penyebab ‘diam’ itu.

Kalian tidak pernah tahu kenapa saya selalu menginginkan ‘rumah’ ini dalam keadaan teratur dan bersih. Agar kalian bisa betah tinggal di’rumah’ ini. Kalian tidak pernah tahu kenapa saya mengorbankan rasa sakit yang mendera selesai saya 'membersihkan’ seluruh ‘rumah’ ini. Kalian tidak pernah tahu bukan, saya rela menjalani rasa sakit di ‘saluran peranfasan’ hanya untuk memberikan kalian kenyamanan tinggal di’rumah’ ini.

Pernahkah terpikirkan sebentar saja, 1 menit saja kalian renungkan bahwa kalian selalu membela orang lain yang melakukan kesalahan dan menimpakannya pada saya. Pernakah kalian berpikir untuk memberi ruang dihati kalian untuk apa yang saya lakukan. Pernakah kalian tahu bahwa saya pun adalah bagian dari kalian. Pernahkah kalian menganggap kehadiran saya berarti bagi kalian. Pernahkan sekali saja? Pernahkah?

Tahukah kalian saya berjuang melawan rasa sakit di’saluran pernafasan’ saya untuk membersihkan ‘rumah’ sebesar ini. Jika telah bersih kalian semua menikamatinya dan kemudian melupakan saya. Jika ‘rumah’ ini kotor kalian memuji orang lain dan mengatakan saya pemalas. Membanding-bandingkan saya dengan orang lain yang lebih rajin dan berdedikasi tinggi dan mencerca saya seumur hidup kalian. Pernah terpikir sekali saja dalam hidup kalian bahwa saya pun bagian dari ‘rumah’ ini.

Saya rela mengorbankan apapun demi melihat senyum kalian. Saya sanggup melakukan apapun demi berbagi ruang sedikit saja dihati kalian. Saya ini ‘keluarga’ kalian. Tapi saya merasa bukan ‘keluarga’ jika berdepan dengan kalian. Seolah-olah saya hanya manusia tidak punya pekerajan yang menumpang hidup pada kalian. Sehingga ada atau tidaknya saya, tidak perlu mendapat perhatian lebih.Ternyata saya semalang itu bahkan dimata saya sendiri.

Saya bosan, jenuh dan lelah dengan semua ini. Saya hanya ingin menikmati hidup saya sebentar saja. Hanya sebentar. Itupun jika kalian tidak keberatan. Saya sudah biasa hidup sendiri sejak kecil. Saya sudah terbiasa berjuang untuk mendapatkan sesuatu sejak kecil. Saya sudah terbiasa dengan kesulitan hidup. Sejak kecil saya selalu berjuang sendiri tidak pernah ada tangan terulur untuk menolong. Saya telah terbiasa dengan kesendirian dan kerja keras.

Jadi jika sekali lagi saya harus melewatinya bukan masalah besar. Saya tahu cara menghadapinya. Tenang saja saya perempuan yang kuat. Badai sekuat apapun merobohkan, saya mampu bangkit kembali menata hidup saya meskipun dari awal. tenang saja. Hidup saya akan lebih baik jika saya berada jauh dari kalian. Saya punya ‘TANGAN’ yang selalu melindungi. ‘TANGAN’ itulah yang sejak saya kecil selau menampung airmata saya hingga sekarang. 

Dedicated to: My beloved friend. Defeat may test you, it need not stop you. For every obstacle there is a solution. Nothing in the world can take the place of persistence but the greatest mistake is giving up. You go girl.

gambar diambil dari istockphoto

LANGUAGE BARRIER

ist2_6509202-abstract-smile Sumpah, mata saya mo loncat meneliti dengan seksama, ulangi dengan seksama tata ‘tertib ruang sidang’ yang diketik rapi dan dibingkai *pula* terpajang manis di dinding luar ruang sidang. Bukan, bukan peraturannya kok yang bikin saya kaget setengah mampus. Itu lho sederetan kalimat antah berantah yang ada di bawah setiap point kalimat bahasa indonesia. Ya gemes, ya malu, ya protes-protes gak jelas gitu deh jadinya. Woi, yang bikin siapa sih. Malu tahu kalau saja ada wartawan bule atau orang asing yang kebetulan ada disana. Apa kata dunia coba?

Tahu apa yang ada dibawahnya? Terjemahan kedalam bahasa inggris dari bahasa indonesia yang ada diatasnya. Sumpah plek-plek membahasa inggriskan bahasa indonesia seperti ketika kita sedang bilang: “saya sedang dijalan” diterjemahkan “i’m on the road”. Padahal dalam bahasa inggrisnya sendiri kalimat itu diterjemahkan seperti ini: “I’m on my way”. Daann itulah yang terjadi. Penterjemahan kalimat bahasa inggris itu bukan memakai bentuk yang benar tapi hanya memindahkan kata per kata dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris.

Saya sempat melongo –beloon- tertegun beberapa detik berusaha mencerna bahasa yang ada didepan mata. Mungkin saya salah baca. Atau kecapekan malah. Terdiam dong, dan membaca berulangkali. Otak saya mulai bekerja lebih keras dari biasanya. Well, bukan mikir keras, cuma menahan emosi supaya gak keluar sebagai ketawa ngakak, yang pastinya berlebihan. Ya iyalah saya bisa dikira orang gila kale. Mending orang-orang bisa langsung ngeh ada yang aneh. Nah kalo ternyata mereka juga ngertinya cuma bahasa indonesia dan bahasa dewa aja gimana. Melongo bego semua kan.

Walaupun pajangan tata tertib itu hanya di tempelkan di pengadilan negeri daerah kecil. Tetep dong harus memperhatikan susunan penulisan bahasa asing yang benar. Bukankah tujuan penterjemahan itu agar orang asing yang kebetulan berada disana bisa mendapatkan informasi dan tentyu menghormati jalannya sidang. Buat saya sih lebih aman menyerahkan tugas terjemahan seperti itu ke ahlinya. Banyak kan guru-guru bahasa inggris atau tempat kursus yang bisa membantu menterjemahkannya. Jadi tidak perlu lah terlihat bego-bego amat dari ‘hasil karya’ ityu.

Ini nih kecendrungan sebagian besar  orang indonesia. Woi, jangan ngamuk dulu. Seringkali kesalahan-kesalahan penterjemahan seperti ini dianggap biasa. Dianggap remeh. Ya yang penting si bule tahulah apa yang saya maksud. Ye… gak bisa begitu kale. Mana bisa salah menterjemahkan ke bahasa asing ,dianggap hal biasa pula. Bisa berabe urusannya. Walaupun gak bakal sampe masuk bui hanya ya bisa menurunkan cara pandang, catat c-a-r-a  p-a-n-d-a-n-g mereka. Bangsa ini sudah sangat negatif dimata dunia jangan lagi dibikin lebih negatip alias dicap bodoh.

Lagian nih ya kasihan juga tuh bule-bule kalo baca tulisan itu. Saya aja yang baca jidatnya berkerut. Gimana bule-bule itu, kan jadi pengen jilat-jilat tembok. Bahasa yang benar itu bisa dijadikan tolak ukur silaturahmi. Dengan berbahasa asing yang benar bukankah kita dua kali diuntungkan sebagai negara yang berbudaya sopan dan menghargai orang asing tentunya. Mereka justru lebih respek ketika kita sebagai tuan rumah bisa menyediakan informasi yang mereka butuhkan dalam bahasa yang mereka mengerti dengan baik. Bukankah begitu teman.

gambar diambil dari istockphoto

09 February 2009

MERINDUKANMU

Walpap (2086)

Menatap indahnya senyuman di wajahmu membuatku terdiam dan terpaku

Mengerti akan hadirnya cinta terindah saat kau peluk mesra tubuhku

Banyak kata yang tak mampu ku ungkapkan kepada dirimu

Aku ingin engkau selalu hadir dan temani aku

Disetiap langkah yang meyakiniku kau tercipta untukku

Sepanjang hidupku

Meski waktu akan mampu memanggil seluruh ragaku

Kuingin kau tahu ku selalu milikmu yang mencintaimu

Sepanjang hidupmu

(Tercipta Untukmu By Ungu)

Merindukannya membuat saya jadi sedikit melankolis saat mendengarkan lagu ini. Saya belum bisa merangkai kata untuk mengungkapkan rasa yang ada. Saya hanya menginginkan dia ada disini, duduk disebelah saya, menemani. Langkah ini terasa berat karena sepasang kaki yang biasa menopang dengan setia harus terenggut. Ternyata berjalan dengan dua kaki telah membuat perjalanan ini menjadi timpang. Saya ingin dia selalu hadir dan temani saya.

Untukmu, lagu ini saya nyanyikan dalam hati setiap hari. Betapa saya merindukan kehadirannya.

DIAPUN PUNYA PERASAAN

Desember 2008 

Sarah, lebih baik saya menyebutnya begitu. Remaja tanggung 15 tahun anak seorang pejabat daerah, cukup disegani, yang karena kekhilafan sesaat membuatnya saat ini mendekam ditempat yang tidak seharusnya. Sebelum berada ditempat ini dia menikmati masa ABGnya di sebuah sekolah negeri. Cantik, tinggi, berkulit putih, polos dan menawan. Siapapun yang melihatnya tidak akan percaya bagaimana profil sepertinya bisa melakukan tindakan kejam, yang menorehkan luka di hati orang-orang yang begitu mencintainya.

Beberapa kali saya bertemu dengannya ditempat yang sama. Tempat tidur dorong bagi pasien yang biasa kita temukan di lorong-lorong rumah sakit. Dia selalu duduk diatasnya bersila kaki sambil memperhatikan setiap pengunjung yang datang. Matanya menatapi mereka dengan tatapan yang sulit saya cerna. Mungkin penyesalan. Mungkin juga kerinduan mendalam akan rumah dan orang-orang tercinta. Papa yang belum pernah saya lihat menjenguknya atau mama yang hanya sesekali berani menampakkan diri.

Saya mengerti. Sangat mengerti reaksi orangtuanya yang merasa malu dan tertekan oleh penghakiman masyarakat karena kondisi sarah saat ini. Bukanlah suatu kebanggan jika anak perempuan tercinta saat ini dipaksa keadaan berada di Lembaga Pemasyarakatan Kelas 2A. Walaupun Sarah tidak dikurung dalam sel sebagaimana para tahanan atau tahanan titipan lainya. Tetap saja tidak mengurangi penilaian orang terhadap dirinya dan orangtua. Seringkali prasangka dan penghakimanan orang disekitar kitalah yang justru memperburuk keadaan.

Sarah dituntut 9 tahun. Saya sedih membayangkan masa depannya. Jika 9 tahun itu benar terjadi bayangkan saja bagaimana kehidupan masa remajanya berkumpul dengan narapidana dari berbagai latar belakang kriminal. Well, Walaupun ada sel khusus untuk anak-anak dibawah umur. Tetap saja saya sedih membayangkan keberadaannya disana. Berkumpul dengan anak-anak yang pastinya melakukan tindak kriminal, mungkin saja, kelas berat. Membuat hati begitu miris. Saya tidak bisa membayangkan senyum yang selalu tersungging di bibirnya akan hilang ditelan kekerasan hidup di balik terali besi.

Hari ini sekali lagi saya bertemu dengannya bukan di Lembaga Pemasyarakatan tapi di Pengadilan. Sidang putusan kasus Sarah akan menentukan masa depannya. Melihatnya turun dari mobil tahanan berjalan dengan kepala tertunduk didampingi sang adik membuat perasaan saya tak menentu. Semua mata tertuju padanya. Sejumlah kalimat tanpa sensor keluar dari mulut mereka. Menuding, menatap tajam padanya sambil berbisik seakan-akan dialah manusia paling berdosa didunia. Tanpa ampun mereka ‘menghukum’ dengan tidak memperdulikan perasaannya.

Sarah memang malakukan kesalahan yang tidak termaafkan logika. Tapi jangan lupa bahwa dia hanya ABG 15 tahun yang karena kepanikan melakukan kesalahan itu. Cobalah tanyakan padanya apakah dia bahagia saat ini? Tentu tidak! Apakah dia melakukan karena memang suka membunuh? Tidak! Jika sidang kasusnya bukan sidang tertutup semua mata bisa melihat betapa menderita dan tertekan jiwanya ketika hakim dan penuntut umum bertanya tentang kejadian siang itu. Dia sering tak mampu untuk menjawab hanya menangis. Sarah pun terluka dan tidak percaya dengan apa yang telah dilakukannya.

Perasaan bersalah itu telah menghajar dirinya berulangkali, menghantui tidur malamnya. Masihkah harus ditambah dengan penghakiman masyarakat. Saya tidak membelanya. Sayapun tidak menyetujui perbuatannya. Saya hanya ingin bertutur dari sudut pandang yang berbeda. Sudah terlalu banyak orang dan wartawan yang menudingnya. Mengarahkan telunjuk pada dirinya. Meneriakinya pembunuh. Saya tidak ingin menambahnya. Buat saya sarah tetap salah namun dia layak untuk mendapat kesempatan kedua. Kesempatan untuk berubah.

Ketika pintu ruang sidang terbuka. Sarah berjalan tertunduk sambil terisak. Menutupi sebagian mukanya. Berjalan cepat menghindari bidikan kamera para wartawan. Berjalan kearah mobil tahanan yang akan membawanya kembali ke Lembaga Pemasyarakatan. Hari ini sidang memutuskan 2 tahun 8 bulan padanya. Bagaimana? Entahlah saya pun tidak tahu harus lega atau merasa tidak adil. Naik banding. Ya pihak keluarga memilih banding dengan keputusan itu. Pendapat saya? Entahlah saya malah ingin dia menjadi tahanan kota atau tahanan rumah saja sehingga dia masih bisa meneruskan pendidikan.

Tuntutan 9 tahun telah menjadi 2 tahun 8 bulan adalah hal yang luar biasa bukan. Sarah dihukum karena diduga telah membunuh bayi yang baru saja dilahirkan di kamar mandi rumahnya. Saat itu dia merasa sakit perut, ingin buang air besar. Masuk kamar mandi, jongkok di kloset dan betapa terkejutnya Sarah karena bukan ‘sampah’ yang keluar tapi seorang bayi mungil yang kemudian meluncur begitu saja. Kepala bayi mengantam lantai kamar mandi. Bayi mungil itu menangis Sarah panik, berusaha berdiri mengangkat bayinya yang kemudian terjatuh kembali karena tubuhnya masih sangat lemah.

Bayi mungil itu terlempar kelantai 3 kali. Lalu diam seketika, tidak ada tangisan lagi yang keluar, bayi itu sudah meninggal. Sarah memotong tali pusar bayi dengan obeng yang tergeletak di sebelah pintu kamar mandi. Membersihkannya dan meletakkan bayi malang itu dalam kantong plastik hitam. Dia berjalan kembali ke kamarnya. Menyimpan bayi yang telah meninggal itu dalam lemari pakaian. 3 hari kemudian salah satu saudaranya mencium bau bangkai. Sarah panik. Tanpa pikir panjang kantong plastik hitam itu dibuang begitu saja diselokan depan rumahnya.

Teka-teki itupun berakhir ketika polisi menjemput Sarah dari sekolahnya. Sejak hari itu kasusnya menjadi pembicaraan banyak orang. Namun bagi saya Sarah tetaplah anak manis yang begitu polos. Saya senang ngobrol dengannya. Seringkali saya melihat tatapan kosong matanya. Dia menyesal telah membunuh bayinya. Tapi dia lebih menyesal dengan penilaian masyarakat padanya dan keluarga. Semua orang pernah melakukan kesalahan bukan? Dan ketika penyesalan muncul, buat saya alasan itu sudah cukup untuk memberinya kesempatan kedua.

Dan ketika dia selesai menjalani hukumannya berapa tahun pun itu, saya ingin menjadi orang yang menerima dia apa adanya sebagai teman. Walaupun usia kami terpaut jauh. Orang-orang seperti Sarah butuh ketulusan kita untuk bisa menerima keberadaan mereka. Tanpa mengungkit masa lalu. Tanpa embel apapun. Memberi dukungan agar dia tetap memiliki semangat menjalani hidup barunya. Tetaplah berjuang Sarah, jangan pernah takut menegakkan kepala karena hidup akan selalu memberi ruang bagi perubahan.

TANJUNGPINANG

Kota ini dikelilingi oleh lautan dan pantai yang indah, memiliki sunset cantik dikala senja dan bersahabat dengan matahari ketika petang menjelang. Namun diwaktu malam menawarkan angin yang lumayan kencang bertiup. Kota tempat lahirnya gurindam duabelas yang sempat membuat saya susah tidur untuk menghafalkan 12 syair penuh makna. Hei, syairnya memang 12 teman tapi dari yang dua belas itu mengandung begitu banyak bait dan baris yang harus dihafal. Sanggup? Coba saja. Saya pernah sempat ‘mabok’ untuk menghafalkannya dimasa sekolah dulu.

clip_image002 Sunset

Ada dua jalan masuk menuju kota ini, laut dan udara. Saya lebih senang membahas laut. Bukan karena saya selalu terpesona dengan keindahannya. Namun karena masuk ke kota ini melalui laut telah ada sejak dulu. Bandara di kota ini baru saja ramai kembali setelah kota ini menjadi provinsi nomor sekian di Indonesia. Ferry, kami menyebut salah satu alat transportasi untuk bisa sampai ke kota ini. Bisa dari Batam atau Singapura dan Malaysia. Berjarak hanya sekitar 1 jam dari Batam, 2,5 jam dari Singapura dan Malaysia. Menjadikan kota ini alternatif bagi wisatawan untuk berlibur.

Tidak hanya wisman Singapura dan Malaysia banyak juga lho wisman Amerika dan Eropa mampir ke kota yang luasnya hampir sama dengan Singapura. Banyaknya obyek wisata ditawarkan oleh Pemda setempat yang akhirnya membuat kota ini selalu ramai mulai jumat malam sampai minggu sore atau ketika hari-hari libur lainnya. Kebanyakan wisman memilih untuk langsung menginap di obyek wisata yang ditawarkan. Sering juga mampir dulu ke pusat kota Tanjungpinang untuk nantinya melanjutkan perjalanan ke obyek wisata dengan menggunakan fasilitas yang tersedia.

Ketika ferry masih dilaut pun kita sudah bisa menikmati keindahan water front kota ini. Tembok batu yang dihiasi dengan tempat duduk. Silahkan jika ingin bersantai disana menanti senja turun. Sambil mengarahkan mata pada tugu yang melambangkan kekayaan kota ini yang diatasnya –sayang- sekarang kosong. Dulu pernah ada patung Raja Ali Haji Fisabillilah dan beberapa prajuritnya berdiri tegak menghunus pedang. Indah. Namun keindahan itu telah tergantikan oleh perdebatan tokoh dan masyarakat setempat. Akhirnya patung itu harus diganti dengan yang lebih mencitrakan kota ini.

Walaupun kerajaan Raja Fisabillilah dulunya terletak di pulau penyengat tapi satu yang mereka lupakan bahwa pulau penyengat merupakan bagian dari kota ini. Selain itu Raja Fisabillilah adalah satu-satunya raja yang berasal dari melayu Tanjungpinang. Mau tau jarak antara kota ini dan pulau penyengat? Hanya 15 menit naik perahu motor. Hari-hari tertentu bahkan mesjid yang terbuat dari campuran semen dan putih telur di pulau penyengat terlihat begitu indah dari kota ini. Jadi wajar rasanya jika patung raja Fisabillilah kembali bersemayam di atas tugu itu.

clip_image004 Patung Raja Ali Haji Fisabillilah

Ketika malam datang, deretan lampu jalan, rumah penduduk dan gedung perkantoran seakan berlomba memberikan sinar terbaiknya untuk mengucapkan selamat datang. Water front yang dibangun untuk menahan gelombang ferry datang dan pergi di perindah dengan pujasera dan taman bermain anak anak. Sementara para orang tua bisa memilih duduk santai di jejeran taman kecil yang dihiasi pepohonan dan bangku batu yang sangat nyaman sambil menyantap jajanan tentunya. Bahkan rasa penat setelah seharian bekerja pun hilang dengan suasana seperti itu.

Jika perut protes minta diisi silahkan ke OceanCorner, menikmati berbagai hidangan khas Indonesia, tinggal pilih sesuai selera saja. Ada sate ayam, pekmpek Palembang *rahasia ya penjualnya orang padang*, ikan bakar *ini sih menu andalan kota ini*, nasi goreng dan sodara sodaranya ityu, nasi dagang, bingung? Nasi uduk teman, dan beraneka minuman mulai dari kaleng sampe ice juice *harap dibaca I ce ju i ce dengan logat sunda kental* haits cari perkara. Harganya terjangkau. Ya standar kota ini tapi jangan coba membandingkan dengan harga makanan Jakarta. Bisa protes gak rela.

clip_image006 Suasana malam di OceanCorner

Ferry tiba di dermaga Pelabuhan Sri Bintan Pura, diatas lotengnya terdapat tulisan Selamat Datang ‘Welcome’ dan Selamat Jalan ‘Have a nice trip’. Jadi kita pilih Selamat datang saja disesuaikan dengan kondisi gityu lho. Turun dari ferry bukan saja disambut oleh para potter tapi angin kota ini siap memberikan kesegaran setelah selama beberapa jam hanya duduk diam dalam ferry. Sepanjang perjalanan menuju ke luar pelabuhan banyak sopir taxi yang pasti akan menawarkan jasa mengantar. Jangan kuatir di kota ini sopir taxi masih punya hati nurani. Tarif mereka sekitar Rp. 10,000-25,000. 

Tidak hanya pemandangan water front yang indah. Namun kota ini pun menawarkan tempat-tempat hiburan yang menyenangkan. Suasana pantai, olahraga air dan makanan. Jika datang ke kota ini makan di Potong Lembu menjadi keharusan. Belum ke Tanjungpinang kalau belum makan di Potong Lembu. Jangan tanya kenapa dinamakan seperti itu, sejak dulu pun saya selalu bertanya. Sayang belum ketemu jawabannya. Hanya selentingan saja terdengar, belum cukup rasanya dijadikan kepastian awal mula cerita tempat ini. Kata orang, dulu daerah ini dijadikan tempat penjagalan lembu.

Banyak sekali hotel murah disini. Tapi jika ingin memilih hotel yang lumayan bagus saran saya menginap saja di hotel Kaputra atau Laguna. Jika kamu penggemar travelling dengan budget murah, hotel Sanno dan Jojo bisa dijadikan alternatif. Walaupun bertarif murah tetap aman dan nyaman. Letak hotel yang dekat dengan pusat kota membuat kita lebih leluasa berjalan kaki menjelajahinya. Gak perlu naik angkot gitu? Gak usah deket kok. Kota ini sangat kecil bahkan jika dikelilingi pun hanya menghabiskan waktu 1 jam, semua telah terjelajahi.

clip_image008 Aktivitas siang hari Tanjungpinang

Wah ternyata matahari telah sampai diatas kepala. Lihat jam, ternyata sudah waktunya makan siang. Pantas saja perut sudah bernyanyi sumbang. Yuk, kita cari tempat makan yang enak, bersih dan murah. Hmmm, Kedai kopi Segar sepertinya cocok untuk memanjakan lidah siang ini. Masakan Indonesia asli berbumbu, soto dan es gunung. Hah, es gunung hanya ada disini. Isinya mirip es campur ditambah dengan kacang merah dan beberapa bahan yang saya tidak tahu namanya. Segar. Masih kurang bisa pesan juice buah yang diatasnya ditambahkan ice cream. Enaknya.

Atau ingin menu lain ada ayam bakar madu, bakso solo yang enak banget atau kita kuliner ke Gerai yuk. Disana ada sayur asam, ikan bakar, ayam bakar bumbu rujak atau bumbu kecap. Sambalnya paling enak sejagat. Itu aja? Gak dong. Kamu suka Chinese food? Banyak. Oya ada mie miskin. Enak lho cuma ada di kota ini. Atau ketoprak. Eit, tunggu dulu, ketopraknya beda dengan ketoprak Jakarta. Kuah kacangnya enak banget. Saya biasa memanggil penjual ketoprak itu dengan sebutan pakde. Jika ingin mencoba tantangan baru kita ke Jl. Basuki Rahmat. Disana ada restoran masakan melayu. Makanan yang tersedia semua melayu sekale.

Bosan pelesir di dalam kota. Teruskan saja perjalanan ke tempat-tempat indah lainnya. Lagoi namanya. Kawasan resort yang sangat luas ini dikelola oleh perusahaan lokal yang diinvestori oleh perusahaan asing kebanyakan dari Singapura. Sumber dana dan daya manusia lokal belum mampu untuk mengembangkan dan mengelola kawasan resort seperti Lagoi. Selain wilayah yang terbilang luas. Juga banyak pulau-pulau kecil berjarak beberapa kilo dari pantai yang bisa diberdayakan. Membutuhkan dana yang sangat besar. Lebih baik serahkan saja pada investor, mereka lebih berpengalaman.

clip_image010 Pasir putih ini menjadi favorit saya

Alam menganugerahi Lagoi dengan pantai yang sangat indah. Pasir putih terbentang sejauh mata memandang. Pohon-pohon bakau terawat dengan baik. Ditambah lagi pepohonan kelapa yang menambah kesejukan mata melihat kehijauannya. Dipermanis pula oleh bebatuan pantai yang telah ada sejak saya kecil. Batu-batu alam ini favorit saya. Senang rasanya bisa memanjat dan berada diatasnya sambil berteriak sekeras-kerasnya, sesuka hati. Atau tertawa ketika melihat anak-anak kecil berusaha menaikinya. Mengingatkan akan masa kecil saya.

Kurang lengkap rasanya jika tidak menginap di kawasan resort ini. Lihat ada beberapa resort yang bisa dijadikan alternatif menginap. Tarifnya lumayan mahal karena mata uang Rp tidak berlaku di sini, sssttt hanya USD dan Sin$ saja yang tercantum disetiap daftar harga. Jika Rp yang kamu bawa siap-siap nangis bombai untuk dikonversi kedalam 2 mata uang tersebut. Jangan heran walaupun Lagoi termasuk wilayah Indonesia tapi mata uang yang beredar di Lagoi memang mata uang asing. Wajar toch kawasan ini juga dibangun bukan untuk wisatawan lokal. Sasaran mereka adalah wisatawan asing.

clip_image012 clip_image014

clip_image016 clip_image018 clip_image020pemandangan indah dari beberapa resort

Menyenangkan bukan. Duduk di tepi kolam kecil menyambut senja yang sebentar lagi akan turun. Cepatlah tidur malam ini karena besok olahraga air telah menanti kehadiranmu, teman. Banana Boat, Snorkling, Canoe, Selancar, Diving, atau hanya berkeliling naik boat. Mulai dari 15 menit – sesuka hati saja. Jangan lupa siapkan USD atau Sin$ sebagai alat transaksi. Saya sudah bilang belum jika Rp harus rela dikonversi ke dalam 2 mata uang asing tersebut. Jangan heran lagi dong ini sudah aturan mainnya. Nikmati saja keindahan dan kenyamanan yang ditawarkan.

clip_image022 clip_image024 clip_image026 clip_image028

Lelah berolahraga air seharian ini. Tuh ada tempat untuk bersantai. Silahkan lapor pada petugas jaga maka salah satu dari bangku itu bisa menjadi tempat kita beristirahat. Jangan lupa pesanlah minuman kesukaanmu, teman, sekalian cemilannya. Berbaringlah, lupakan semua rutinitas. Ketika pelayan datang membawakan pesananmu, silahkan dinikmati. Kalau sudah begini baru terpikir bahwa hidup itu indah. Rasanya tidak ingin kembali ke kantor bukan? Hembusan angin sepoi-sepoi diwaktu sore, memandang langit biru dan riak-riak kecil dipantai membuat mata pastilah tidak bersahabat.

clip_image030

Tidurlah teman, jangan khawatir para penjaga pantai akan membangunkan jika malam mulai turun. Bermimpilah. Mimpikan suatu hari nanti akan kembali lagi ke tempat ini. Tentunya bersama keluarga dan orang tercinta. Semoga kita bersilangan jalan di pantai ini tahun depan. Siapa tahu saya akan mengenalimu lebih dulu. Untuk kamu yang masih merencanakan perjalanan akhir tahun bisa lho jadikan tempat ini sebagai alternatif.

Indah bukan kota ini. Jika ada yang bertanya tempat seindah ini ada dimana sebut saja Tanjungpinang, Pulau Bintan. Melayu bahasanya. Penduduk lokal menyebutnya kota gurindam. Karena gurindam 12 lahir disini. Kecil kotanya namun telah menjadi tempat tujuan wisata bagi turis asing. Ssssttt, inilah kota kelahiran saya. Jangan lupa namanya Tanjungpinang.

Ket: Beberapa foto diambil dari internet