30 March 2014

KETIKA RASA ITU DATANG

Ketika rasa itu datang kembali, saya hanya bisa berdiam diri. Tidak ada yang bisa dilakukan selain berdiam diri saat ini sambil menaikan satu kalimat sederhana "Jika memang sudah waktunya silahkan saja". Permintaan saya hanya satu, kekuatan dua kali lipat untuk melewatinya.

Kapan itu? Entahlah saya pun tidak bisa memastikan. Tapi rasa itu begitu dekat, sedekat airmata yang siap tumpah. Saya akan selalu bersyukur dengan semua yang ada. Pengalaman demi pengalaman membuat saya benar-benar lebih mengenalNya. Saya yakin, dengan sangat pasti, semua inilah yang terbaik.

Picture Taken From: http://www.wallpapershares.com/praying-hands-free-download-wallpapers-for-desktop/#.UzgsKT-SySo

29 March 2014

SESEDERHANA INILAH


Kalau buat saya sih sederhana saja: gak perlu pusing dengan apa kata orang tentang diri kita, apa pendapat orang tentang kita, apa penilaian orang tentang kita. Yang paling penting adalah bagaimana kita melihat, menerima dan memperlakukan diri kita sendiri. Jadikan penilaian orang lain sebagai masukan saja bukan sebagai tolak ukur perubahaan. Jika ingin berubah, berubahlah untuk kebaikan kita bukan karena 'paksaan' orang lain. Jika ingin melakukan sesuatu lakukanlah dengan tulus bukan demi pencitraan atau apapunlah itu sebutannya. Nikmatilah hidup yang hanya sekali ini dengan menjadi diri sendiri.

Saya belajar satu hal bahwa sebenarnya setiap hari kita dapat memilih apakah kita akan menikmati hidup atau membencinya. Hal yang benar-benar milik kita yang tidak bisa dikontrol oleh orang lain adalah sikap hidup kita, sehingga jika kita bisa mengendalikannya, rasanya segala hal dalam hidup akan jadi lebih mudah. Berpikir positif lebih baik daripada terus menerus mengeluh & menudingkan jari pada orang lain.

Jika kita tidak pernah merasa puas & cukup dengan hidup kita sendiri, kita juga tidak akan pernah bersyukur dengan pekerjaan yang kita miliki saat ini. Belajarlah untuk bersyukur dengan apa yang ada saat ini. Tuhan itu tidak akan berpihak pada orang yang tidak memiliki ketetapan hati & integritas. Dan integritas akan teruji seiring waktu. Belajarlah setia mengelola berkat yang ada sekarang, yang lainnya akan ditambahkan pada kita. Karena selalu ada waktunya untuk setiap hal di dunia ini. Yappppp, demikianlah kuliah malam ini hehehehehehe *Serius bener bacanya yak*. Selamat malam minggu. Selamat menikmati liburan panjang.

Picture taken here: http://www.high-resolution-wallpapers.com/best-cute-smile-wallpaper-271866


27 March 2014

TERBAIK UNTUKMU

Ketika isi kepala saya penuh dengan sampah yang sudah sangat membeludak, seringkali dalam hening saya hanya duduk disampingnya. Tidak berkata apa-apa. Hanya duduk berdiam diri, kadang sambil memegang tangannya. Dia selalu mengerti dan berkata "Semua pasti berlalu, kamu tahu apa yang seharusnya kamu lakukan". Kalimat itu membuat semua sampah itu lepas dari kepala saya. Kalimat sederhana itu bagaikan heroin yang mampu menenangkan isi hati saya. Dia adalah orang yang sangat mengerti saya. Dia paham siapa saya. Senyumnya mampu membuat saya berjanji kepada diri sendiri akan selalu membahagiakannya.

Dia tahu makanan kesukaan saya. Dia tahu betul apa yang tidak saya sukai. Dia paham suasana hati saya. Dia hafal warna kesukaan saya. Dia yang akan memperhatikan semua barang-barang yang saya gunakan. Dia mengenal saya lebih dari saya mengenal diri saya sendiri. Dia selalu merasakan sakit yang sama jika saya sakit. Dia rela pergi sejauh apapun demi membelikan vitamin buat saya. Dialah orang pertama yang akan saya cari bila hidup terasa tidak adil.

Terima kasih telah membuat saya bangga & bahagia memilikimu. Terima kasih untuk selalu memberikan yang terbaik buat saya. Terima kasih. Terima kasih.

Picture from: http://www.huffingtonpost.com/2013/08/17/single-dad-date_n_3758308.html

21 March 2014

WEDDING PROPOSAL *Tsahh*

Eng ing eng dia datang dalam hidup saya dengan membawa semua keflamboyanannya. Gak ada hujan gak ada badai tiba-tiba berdiri didepan saya sambil memandang dengan tatapan aneh. Bingung sih awalnya. Sempat bertanya-tanya juga maksud & tujuannya untuk ketemu saya adalahhhhhh, entahlah. Well, selesai bincang-bincang dengan seseorang, terus saja saya mengalihkan pandangan padanya. Saya langsung menatap matanya jek, tepat dimatanya -sambil ngomong dalam hati: "tatap mata saya"- hehehehehe. Dengan sopan pastinya saya mengajaknya untuk duduk dimeja ujung, maksudnya biar ngobrolnya lebih nyaman. Dan ternyata saya salah sodara-sodara, kenyamanan tempat duduk & corner itu membuatnya semakin menjadi-jadi mengarahkan pandangannya tepat pada saya. Ehhhh pembaca, risih lagi diliatin sampai sebegitunya. Ya sutralah ya mau bagaimana lagi, terima nasib sajahhhh. 

Ngobrol lah ceritanya ini yak, ternyata dia cuma ingin kenalan. Kirain ada yang mo dicurhatin pak. Iya udah bingung aja biasanya kalau datangnya model-model dan gaya-gaya begini nih ujung-ujungnya mau curhat. Bukan sekali duakali jek, udah keseringan didatangin customer dengan muka model begini buat curhat. Kayaknya saya perlu cek deh jangan-jangan dijidat ada tulisan "Terima Curhat Pelanggan yak" *pusing_pusing*. Well, ngobrol lah kita, kemana-mana pulak lah ngobrolnya. Akhirnya sampailah pada topik intinya yang adalah 'lamaran'. Reaksi saya, kaget lah pasti. Lah, kok ya jadi ngelamar, ini pegimana yak jalan ceritanya tau-tau bisa sampai ke lamaran. Kaget, bingung, lalu tahan nafas, sambil tangan kanan jalan pelan-pelan ke tangan kiri, cubit sedikit. Wekkkk sakit ternyata. Hmmmm beneran lho ini, manusia yang didepan saya, ini lho yang duduk persis didepan saya sedang ngelamar. Huaaaaaa bagaimana ini. Saya kan gak kenal situ lahhhh kok ya situ bisa mengajukan proposal lamaran begini. 

Mata saya terus aja mandang manusia super pede ini. Well, laki sih ya bo, pede mah kudu. Super pede pun halal aja hukumnya. Nah, yang perempuannya yang bengong bego gak tahu harus ngapain. Sudah selesai ritual lamarannya dia baliklah ketempat duduknya bergabung dengan teman-temannya. Saya masuk lah ke ruangan berharap kejadian barusan itu cuma bagian dari skenario orang iseng. Ya iyalah apa yang kamu harapkan jika tiba-tiba ada orang yang mendatangimu & membawa kalimat yang seharusnya di jawab "I Do". Lupakan, yap mari kita lupakan keisengannya dan melanjutkan hidup, begitu pikir saya. Pulang kantor biasanya saya langsung pulang kerumah, mandi, nonton tv sebentar & tidur. Rutin seperti itu biasanya. Lagi asik-asik baring ditempat tidur sambil menikmati siaran televisi tiba-tiba hape saya berteriak minta diangkat. Mengambil hape lalu kening saya mulai berkerut melihat sederetan no yang muncul disana. Siapa? 

Begitu mendengar suaranya jantung saya rasanya mo lepas. Lahhhhh manusia ini tahu dari mana no hape saya. Uaaaaaa bakal merusak keindahan hari-hari saya nih orang kalo sampai tahu no hape segala. Pertanyaan pertama yang keluar dari mulut saya seperti biasa "Kamu tahu no hape saya darimana?". "Name cardmu". Jedinggggg uaaaaaaa kali ini saya benar-benar menyalahkan teknologi *hehehehehe*... Ya sutralah ya terima nasib saja. Ngobrol entah kemana-mana, lalu dia kembali mengajukan proposal nikah. Kali ini saya meresponinya dengan lebih biasa, okelah dengan sedikit lebih tenang dari sebelumnya. Lalu mulai menawarkan pertemanan dengannya. Mau diterima silahkan, ditolak juga gak masalah juga sih. Hasilnya? Ditolak mentah-mentah. "Saya maunya jadi suamimu, bukan berteman denganmu". Lahhhhh pak ini pan penawaran saya, kalau situ menolak gak apa juga kale. 

Yap sodara-sodara ditolak mentah-mentah penawaran saya. Pembicaraan di hape pun terputus dengan penolakannya. Saya tidur, dia entah ngapain. Saya pikir selesai sudah penderitaan saya. Mari kita nikmati tidur saja. Besok pagi-pagi sekali saya dibangunkan dengan teriakan hape. Dengan nyawa masih setengah saya beranjak mengambil hape, meletakkannya ditelinga tanpa melihat dari siapa & jam berapa ini sekarang. Sapaan "halo" saya disambut dengan suara yang membuat saya reflek membuka mata lebar-lebar. Dia, manusia itu kembali menelepon saya. Kiamat, kiamat ini namanya. saya kira tadi malam sudah selesai ternyata ada episode sambungannya toh. Uaaaaaa. Mau bagaimana lagi, meladeninya bicara di hape. Well, lebih tepatnya mendengarkannya 'update' status kegiatan seminggunya. Saya cuma diam & iya2 saja. Lah lantas mo ngomong apa. Ngobrol ngarul ngidul kembali. Saya hanya menyediakan telinga sebagai pendengar yang baik. Yaaaa itung-itung belajar sabar dengerin cerita orang lah ya.

Semakin kesini obrolan sudah lebih terarah. Lebih tepatnya saya yang berjuang keras mengarahkannya yang selalu melenceng kemana-mana. Mencoba untuk menikmati ngobrol dengan orang yang baru saya kenal. Walau bagaimanapun saya menghargai perasaannya. Lepas dari itu benar atau hanya gombal. Yang paling penting buat saya semua orang berhak mengungkapkan perasaannya, apa yang dirasakan, apa yang dipikirkan. Sama seperti kita yang berhak memilih, entah itu menerima atau menolak. Entah itu berkata tidak atau mengiyakan. Saya tetap menawarkan pertemanan padanya meskipun berkali-kali dia menolaknya. Saya menghargai keberaniannya. Saya menghargai waktu yang dia habiskan untuk hanya sekedar menanyakan kabar saya. Saya juga menghargai semua pujian-pujiannya. Tapi semua itu hanya sebatas itu

"Jadi menikahlah dengan saya, kamu akan bahagia dengan saya".... Terserah saja mau bicara apa. Kalau saya untuk saat ini cuma bisa bilang "gak deh".... Ya iyalah gak masa iya sih. Saya gak kenal manusia itu, ketemu juga baru. Dia anak siapa, keturunan siapa, kerja dimana, rumahnya dimana aja saya gak tahu. Masa mo jawab iya sih *geleng_geleng_kepala*.... 

Menikah kan gak semudah membalikkan telapak tangan. Menikah kan bukan main rumah-rumahan ntar kalo bosen tinggal berhenti. Menikah juga bukan cuma untuk setahun dua. Menikah itu harus dipikirkan bukan. Harus melewati masa-masa yang tidak mudah. Menikah kan bukan untuk sementara lalu pisah dikemudian hari dengan alasan "sudah tidak ada kecocokan lagi". Sama aja pasangan yang mau dinikahi pun harus melewati badan sensor yang cukup akurat. Rumah tangga mana bisa dibangun cuma dari rasa suka & cinta aja. Emang kalo kehabisan uang bisa beli beras, minyak goreng, gula, garam, dll diwarung cuma dengan cinta. Buehhhhh mana bisa begitu jek. Yaaaa dipikirkan dululah ya. Walaupun hati kita sangat-sangat yakin dengan perasaan yang mengatakan "Ini dia orang yang saya cari selama ini" tapi tetep bo logika pun harus jalan. Perhatian perhatian logika harus jalan lho ya bukan jalan ditempat. Nah emang ntar bisa beli nasi bungkus di restoran padang cuma pake cinta. Gak bisa kan. Lalu kenapa harus kedebak-kedebuk waktu memutuskan untuk menikah.

Seringkali nih hanya cuma malu dibilang gak laku terus memutuskan menikah dengan orang yang tidak tepat. Hanya karena takut kejar-kejaran dengan umur lantas memilih siapa aja yang ada didepan mata. Terserah sih, itu hak asasi. Hanya kalau saya lebih memilih untuk selektif. Terserah orang mau bilang apa kek. Toh yang ngejalanin hidup pernikahan nantinya kita toh. Lantas jika menikah karena omongan kanan kiri terus berantem, beda pendapat apalagi beda prinsip yang gak bisa ditoleransi lalu memutuskan untuk cerai, siapa yang bertanggung jawab coba. Menikahlah karena memang kita telah menemukan pilihan yang tepat. Menikahlah karena memang waktunya telah tiba. Menikahlah karena memang pilihan kita benar-benar yang surga sediakan untuk menghabiskan sisa waktu bersama. Menikahlah karena memang dorongan & kesiapan itu muncul dari diri sendiri. Menikahlah karena memang kita menjadi sempurna dengan pilihan itu. Menikahlah jika memang kita telah siap secara mental & fisik sehingga apapun kerikil atau badai yang nantinya bersimpangan jalan dengan pernikahan itu akan membuat kita mampu bergandengan tangan, memberikan dukungan untuk tetap tegar. Menikahlah jika hati kecilmu meyakinkan pilihan inilah yang terbaik. Yang terbaik akan selalu tersedia & datang tepat pada waktunya.

Terima kasih telah menjadi yang terbaik buat saya selama 9 tahun ini. Kamu tahu kamulah pilihan hati & hidup saya :)

19 March 2014

DAUGHTER'S HEART

Some pending. The rest canceled. I will doing anything for the one & only mother i have. People said sacrifice but i say this is it, i'm just doing all this things for your pure & everlasting love. Mom, everything will be going to fine, i'll always be here for life. I'm so blessed that you are my mom. Thank you for being a very good mother always. Having you as my mom is a precious. You're always save with me. From the deepest of my heart 'thank you so much for all you've done to me'. Mom, heaven knows that i love you. I always pray that God always taking care of you....

Photo taken from: http://johnnyolsen.com/family-and-couple-portraits/

14 March 2014

THANK YOU, IT WOULD BE ENOUGH














I'm so blessed having a grand journey with an amazing people. Some of them were so unpredictable, the rest were so kind. Some of them are so unlikely, the most are so lovely. There is a word to describe its, most are indescribable. World as it is. Unfair enough, but this is it. Unfair is part of the universe, people. That's why "welcome to the real world" is so familiar quote ever. There are much unfair things around, depending on us. People come and go. Some stayed for seconds, others staying for life. Some came for minutes, others come forever. When people love us just saying thanks for the love. When people hate us, let them. We can't be able to force others always like us. We couldn't be able to make others love us for life. They have own choices. We have it, either. But the most important thing for me is whatever people treated me, i won't treat that way to others.

Thank you for being a very good people for me. I'm so blessed having a grand journey with an amazing people as you are....

Picture taken from: www.bigstock.com

02 March 2014

SELAMAT JALAN


Pagi itu ketika ayah saya melepaskan nafas terakhirnya. Saya memutuskan untuk pulang kerumah & mempersiapkan segala sesuatunya. Cika, keponakan saya yang baru berusia 5 tahun merengek ingin ikut dengan saya. Dalam perjalanan ke mobil saya bicara dengannya sebagaimana orang dewasa berbicara. Menjelaskan padanya bahwa opanya sudah berada di surga saat ini. Opanya telah pulang kerumah yang sesungguhnya. Setibanya dimobil penjelasan ini terus mengalir. Saya ingin memastikan bahwa ia mengerti bahwa kematian bukanlah akhir dari kehidupan. Bahwa kematian adalah awal dari kehidupan bagi setiap orang yang percaya pada Yesus. Agama & kitab suci serta iman saya mengajarkan hal ini. Saya ingin menanamkan pemahaman yang baik tentang kematian untuk cika. Saya ingin dia tidak bersedih karena tidak bisa lagi menemukan opa nantinya. Saya katakan padanya bahwa saat ini sang opa telah berada dirumah Tuhan Yesus & sudah senang disana. Suatu hari nanti kita semua akan berkumpul kembali. Jadi tidak perlu bersedih, tidak perlu menangis. 

Kalimat sederhana yang saya ucapkan ternyata punya impact yang cukup besar padanya. Ketika dia melihat omanya menangis, cika menghampiri dan duduk disebelah omanya sambil berkata: "oma jangan sedih, oma jangan nangis. Kan sekarang opa sudah dirumah Tuhan Yesus. Cika aja gak nangis". Setelah pemakaman setiap kali melihat omanya duduk sendiri sedih dia selalu menghibur omanya dengan kalimat yang sama. Hari ini saya menemukan kalimat yang sama distatus BBMnya: "Opa sudah dirumah Tuhan Yesus". Tanamkanlah nilai-nilai ilahi & kebenaran maka generasi ini akan tumbuh menjadi generasi yang luar biasa. Generasi yang memiliki pola pikir yang baik.

Kematian bukan sesuatu yang perlu ditangisi secara berlebihan. Agama, kitab suci & iman saya mengajarkan bahwa kematian merupakan langkah awal memasuki kehidupan yang berikutnya. Kehidupan yang kekal. Bahwa kita sedang kembali kepada rumah yang sesungguhnya. Kematian itu buat saya hanya perpisahan antara dua dunia yang tidak bisa tertembus. Kematian itu buat saya merupakan berakhirnya perjalanan kehidupan fisik kita & bermulanya kehidupan kekal manusia. Menangis itu hal yang wajar selama kita masih manusia biasa. Namun menangisinya terus menerus itu yang tidak wajar. Saya percaya dengan kehidupan setelah kematian. Saya percaya bahwa Tuhan itu ada. Saya percaya bahwa perpisahan ini hanya bersifat sementara.

27 Februari 2014, jam: 05.10 WIB ayah saya telah dimuliakan Tuhan. Ayah saya telah kembali kerumah yang sesungguhnya. Ayah saya telah menempati kekekalannya. Untuk kita yang masih hidup, mari kita teruskan & lanjutkan hidup ini. Pertandingan yang harus kita selesaikan masih sangat panjang. 

"Selamat jalan kapten... Selamat menikmati kehidupan yang sesungguhnya. Tugas kapten sudah selesai. Selamat memasuki kehidupan yang kekal. Terima kasih telah menjadi ayah juara & terbaik sedunia. Kap, pasukan telah membawa kapten ke tempat peristirahatan terakhir dengan upacara militer".

Thank you for being a very good father to me. As you did, i will doing the best for taking care of our family well. Dad, you're a very good person, everyone tell me so.
 Welcome HOME dad :)