Sejak kecil saya sudah suka membaca. Banyak buku anak-anak khususnya serial petualangan yang menjadi favorit saya. Bukan itu saja majalah anak-anak seperti Bobo, Ananda dan Donald Bebek juga menjadi bacaan rutin saya sebulan sekali. Kesenangan saya membaca tidak disertai dengan kemampuan saya membeli buku. Saya bukan berasal dari keluarga yang senang membaca buku. Orangtua saya contohnya, jarang sekali saya melihat mereka membaca buku. Sekali-kali membaca koran, namun jika koran langganan yang datang setiap harinya, gak selalu rutin dibaca juga ya. Makanya sejak kecil membeli buku bacaan tidak termasuk dalam pengeluaran bulanan mereka. Namun saya tidak kehilangan akal, uang jajanlah yang saya jadikan modal untuk menyewa buku. Yaaaa hanya menyewa, namun itu sudah cukup membahagiakan saya. Tidak masalah walaupun buku yang mampu saya sewa tidak sebanyak yang saya inginkan. Keterbatasan uang jajan. Berapa sih uang jajan anak sekolahan jaman dulu, tidak sebesar uang jajan anak sekolah sekarang ini kan. Yaaa maklumlah saya hidup di jaman yang beda *tsah*. Kios penyewaan buku yang jauh dari rumah dan sekolah memaksa saya berpikir lebih kreaif lagi. Mengumpulkan uang jajan sampai beberapa hari baru saya mampu untuk pergi kesana. Sekali datang saya bisa membawa pulang 5 buku sewaan. Gak cukup sih, namun tidak masalah waktu itu. Kadang 3 hari saya telah selesai membacanya. Untuk mengisi waktu luang lain biasanya saya mengulang sampai 2 kali baca per bukunya. Tragis sih, tapi waktu itu, kegiatan ini sangat meyenangkan.
Berawal dari kegiatan membaca itulah saya mulai berimajinasi. Memikirkan jika si tokoh utama dalam cerita-cerita yang saya baca itu menjalani adegan yang bertolak belakang dengan yang ada dibuku, jadinya seperti apa. Mulai membayangkan sampai otak saya penuh sendiri. Menulislah yang akhirnya menjadi pelampisan. Menjadi tong sampah otak saya. Semua hal saya tuliskan. Bukan dengan alur yang benar waktu itu, dengan apa adanya. Bukan juga dengan bahasa yang sempurna, lebih kepada bahasa anak-anak yang hanya ingin mengeluarkan sebagian isi kepalanya. Sejak itulah saya menambahkan satu hal baru dalam daftar hobby saya: menulis. Ketika pelajaran bahasa Indonesia disekolah buehhhh itu adalah saat yang saya nantikan. Bahasa Indonesia, pelajaran yang tidak jauh-jauh dari mengarang bukan. Dan saya paling suka itu. Kadang sangking banyaknya sampe-sampe saya bingung saat harus mengedit dan memasukkannya hanya dalam beberapa paragraf sesuai permintaan bu guru. Dan itu membuat saya sebel sesebel-sebelnya. Bayangkan pada hal yang paling saya sukai pun saya harus terbatasi oleh aturan. Sudahlah kita lupakan saja. Mari kita lanjutkan.
Seiring dengan bertambahnya usia *apalagi-inihhh*, saya semakin mencintai dunia tulis menulis. Namun kemudian tidak menjadikan itu sebagai cita-cita. Hanya sebatas mencintai, suka pada sesuatu. Menulis telah menjadi bagian hidup saya, memberikan warna tersendiri. Memberikan kebahagian dan kelegaan tersendiri. Selalu saja otak saya penuh dengan segala macam hal yang saya lihat dan rasa. Menuliskannya merupakan salah satu cara ajaib melapangkannya kembali. Memberi ruang kosong untuk beristirahat. Seringkali lalu lintas otak saya sangat padat sehingga saya mengalami insomnia dan gelisah. Semua itu akan hilang dengan sendirinya jika saya telah menuliskannya. Lega rasanya. Kemudian seseorang menyarankan saya untuk membagikan tulisan-tulisan itu dengan dunia maya. Well, meracuni lebih tepatnya. "Mungkin orang lain akan terbantu dengan tulisanmu", katanya.
Perbincangan dan tukar menukar ide pun berlangsung cukup lama. Sampai saya membaca tulisan teman yang meracuni pikiran saya itu di blognya. Iyaaa sodara-sodara, sementara saya berdiskusi panjang lebar berhari-hari pula dengannya, dia telah membuat blognya sendiri. Wow, ternyata dampaknya besar sekali buat orang lain. Saya pun memutuskan. Itulah hari dimana saya memberanikan diri memulainya. Memulai blog yang didalamnya tidak melulu berupa kisah nyata. Lebih sering melulu tentang apa yang saya pikirkan. Inspirasinya banyak, bisa dari buku yang saya baca, film yang saya tonton atau kejadian-kejadian hidup di depan mata. Kadang ya, hal paling sederhana buat orang lain menjadi hal besar jika sudah sampai pada otak kita. Hal-hal sehari-hari yang terjadi disekitar kita seringkali menjadi motor dari tulisan saya. Namanya juga belajar apapun bisa jadi inspirasi kan. Kemudian saya menjadi sangat rajin menulis, ditambah lagi saat ini teknologi memberikan saya banyak alternatif terbaik. Walaupun tidak semua hasil tulisan itu saya bagikan di dunia maya. Mulailah saya dengan kegiatan tambahan: menulis blog. Menyenangkan ternyata, ada semacam kepuasan batin yang saya rasakan setiap selesai upload satu entry. Blog membuat saya memiliki tanggung jawab lebih. Dibaca orang lain atau tidak rasanya itu bukan hal utama. Bisa membahagiakan diri sendiri dengan cara yang paling sederhana, itu yang lebih penting.
Well, buat kalian yang suka menulis hal remeh temeh seperti saya, blog-kan saja tulisan-tulisan itu. Siapa tahu suatu hari nanti kalian akan menemukan jalan keluar entah apapun itu. Yaaaa kita gak akan pernah tahu kan jika diluar sana ternyata ada begitu banyak orang yang membutuhkan bacaaan ringan. Atau ternyata ada orang-orang diluar sana yang tiba-tiba saja terinspirasi dari kalimat-kalimat yang kita tulis. Sudahlah jangan berpikir terlalu lama. Jika ingin menulis, menulis lah. Tidak ada hal yang tidak bermanfaat jika dimulai dengan sesuatu yang tulus dan benar. Selamat Menulis!