09 January 2013

HAPPY NEW YEAR



Kebiasaan banyak orang membuat resolusi tahunan untuk tahun yang akan datang merupakan hal yang sangat essensial, untuk sebagian orang. Mengambil kertas & pulpen, duduk dengan manis dimeja sambil merenungkan perjalanan setahun kebelakang yang penuh dengan cerita, masalah dan kejutan-kejutan menyenangkan, sedih, kecewa ahhhh semua tumplek plek jadi satu. Intinya sih merenung. Kebiasaan ini bagi beberapa orang adalah rutinitas wajib. Buat yang lainnya mungkin saja sesuatu yang tidak terlalu penting untuk dilakukan. Demikian pula saya, sejak beberapa tahun lalu saya telah berhenti membuat resolusi akhir tahun. Ya sudah berhenti. Alasannya? Hmmmm bukan karena itu sesuatu yang tidak penting. Namun buat saya lebih kepada kemampuan diri sendiri yang selalu gagal memenuhi tenggat si resolusi itu.

Belajar dari pengalaman-pengalaman sebelumnya memang biasanya tak satu pun dari point-point resolusi itu yang sukses saya raih. Bukan malas atau tidak berusaha namun lebih kepada sesuatu yang saya tulis biasanya adalah sesuatu yang terlalu jauh dari jangkauan kemampuan diri sendiri. Ya, sesuatu yang jika saya baca kembali mampu membuat saya geleng-geleng kepala sambil berpikir darimana sumber kegilaan semua point-point ini. Saya bukan tipe orang yang bisa stay sampai mati pada sesuatu. Saya butuh mencintai lebih dulu barulah bisa menikmati hasil sesuai dengan harapan. Menulis contohnya, kecintaan saya pada menulis telah tumbuh sejak kecil. Sehingga apapun yang saya lihat, rasa dan pikirkan begitu saja mengalir membentuk serangkaian kalimat yang akhirnya menghasilkan sesuatu. Sulit sekali membayangkan mengerjakan sesuatu tanpa cinta.

Menulis tanpa cinta, bekerja tanpa cinta, baca buku tanpa cinta. Well, sulit sekali membayangkannya. "Kenapa tidak membuat resousi dengan cinta?", tanya seorang teman suatu hari. Hmmmm, resolusi itu sendiri bukan sesuatu yang saya cintai. Membatasi diri dengan point-point yang harus diraih, yang wajib untuk dikerjakan. Yang kemudian, hari demi hari hanya sibuk menilai dan mencatat goalnya. Apakah ini dan itu telah tercapai dan sebagainya. Rasanya itu bukan saya banget. Itu sesuatu yang sangat orang lain. Saya cuma ingin apa yang saya kerjakan tahun ini akan meningkat atau istilah yang sering saya gunakan adalah progress di tahun berikutnya, itu saja. Bahasa sederhananya saya sudah tahu apa yang ingin saya lanjutkan dan resolusi hanya akan membuat saya tertekan. Seakan-akan kegagalan lah namanya jika hal itu tidak terwujud seratus persen. Skeptis! Terserah apapun itu panggilannya. Yang jelas resolusi itu bukan saya banget.

Sama seperti tahun-tahun sebelumnya saya mengakhir tahun 2012 tanpa resolusi. Yang ada dibenak saya cuma progresifitas dan apa yang perlu saya 'bangun' berikutnya. Alih-alih membuat resolusi, diakhir tahun 2012 saya malah melakukan sesuatu yang saya banget. Mengambil ipad, merancang dan mengutak-atiknya sehingga menghasilkan kartu ucapan tahun baru plus dengan foto narsis saya terpampang sebagai covernya *hehehehehehe*. Menguploadnya ke jejaring sosial, mentag teman-teman dan menikmati pujian dari sang pacar ketika kartu istimewa itu sampai padanya. Well, itu menyenangkan dan lebih membahagiakan diri sendiri dari hanya sekedar duduk diam menuliskan resolusi. Saya tidak sedang mendoktrin lho ya bahwa resolusi itu tidak ada gunanya. Resolusi tidak akan berjalan sempurna jika diterapkan pada saya. Pasti berhasil untuk orang lain.

Itulah sebabnya saya berhenti membuat resolusi akhir tahun dan memulai dengan sesuatu yang berbeda. Saya hanya berpikir tidak ada gunanya memaksakan harus melakukan hal yang jelas-jelas tidak saya cintai. Hasil itu akan bisa kita nikmati jika kita mengerjakannya dengan cinta. Apapun itu, jika melibatkan cinta didalamnya hasilnya akan selalu baik, menurut saya. Meninggalan rutinitas membuat resolusi tahunan ternyata cukup mampu membuat saya berjalan dengan lebih leluasa. Bergerak dengan lebih cepat. Dan melihat dengan lebih detail. Yang paling penting buat saya adalah melakukan sesuatu dengan tanpa tuntutan akan lebih menyenangkan. Jika beban itu bisa dibuang kenapa kita harus memaksakan diri memikulnya sambil berjalan ratusan kilometer. Selamat datang tahun 2013. Selamat datang kehidupan baru. Selamat datang cerita-cerita menyenangkan bababk seterusnya.

Selamat Tahun Baru 2013
Selamat memasuki tahun yang penuh dengan kabaikan dan mengalami progresifitas penuh dalam hidup. 

0 comments: