06 April 2013

SILENT PLACE

Entah bagaimana menjelaskannya tempat ini telah mencuri hati saya sejak pertama kali menemukannya. Tempat yang sangat sederhana hanya dipinggir jalan yang hampir setiap hari saya lalui. Namun tidak pernah menjadi pusat perhatian. Sampai suatu hari melewatinya saat matahari sore benar-benar bersinar dengan garangnya. Cahaya itu memantulkan bias warna di air yang pada akhirnya sanggup membuat saya terpesona. Cepat-cepat saya turun dari kendaraan dan menuruni jalan setapak yang sangat tidak terawat. Hal yang terpikirkan saat itu adalah 'sampah dimana-mana jek'. Tapi itu tidak mampu menghentikan langkah saya menuju keindahan bias warna ditengah sana. ketika tiba dipinggir laut suara deburan ombak membuat saya merasa damai. Boro-boro saya mengabadikan keindahan didepan sana, saya hanya diam mematung dan menikmati angin yang menghantarkan bau laut yang tajam.

Terdiam menikmati sore hari yang tidak biasa. Saya menoleh ke kanan dan kiri mencari sesuatu yang bisa dijadikan sandaran untuk bisa menikmati keindahan itu lebih lama lagi. Aha, ada sebongkah batu yang bertengger persis di tepian air. Seakan-akan tempat itu telah dirancang khusus untuk saya *halah*. Duduk dengan mata terus memandang air, sinar matahari dan pohon kelapa. What a wonderful world, perfect. Sangat sempurna. Tiba-tiba saja tangan saya sangat malas untuk sekedar mengambil kamera. Ntar dulu lah, saya masih ingin menikmati keindahan alam yang jarang-jarang ada. Tempat ini indah. Hanya sayang tidak dirawat. Sampah dimana-mana. Kantong-kantong plastik, bungkusan-bungkusan segala macam jajanan anak-anak. Kemudian agak kesebelah sana sedikit berjejer beberapa baris tidak teratur wadah plastik air mineral gelas. Geser ke kanan dikit berjejer rapi jali sedotan plastik. Nahhhh dibelakangnya ntuhhh ada kaleng-kaleng minuman karbonat mmmm coca cola ada, pepsi ada, gogo ada, 7up ada. Yaaaa mas, mbak silahkan dipilih, dipilih. Kotor, ya kotor sekali. Belum lagi entah baju kaos siapa itu tergeletak dengan suksesnya beberapa disana.

Saya jadi berpikir, apakah penghuni pondok di ujung sana itu tidak sakit mata ya melihat semua kekacauan dunia persilatan tepat didepan matanya? Kalau saya pemilik pondok itu bisa dipastikan bahwa minimal sepanjang laut ini akan bersih. Well, pertama, saya memang cinta laut. Kedua, saya tidak bisa hidup berdampingan dengan semua benda berserakan didepan mata. Ketiga, bersih pangkal sehat sodara-sodara. Okelah yang ketiga itu pinjem quote-nya entah siapa. Saya hanya membayangkan betapa nyamannya jika duduk di sini dengan tanpa ditemani sampah. Bisa bayangkan bukan? Rasanya tidak susah ya. Baiklah, lanjutttt.

Buat saya nih ya indah itu sederhana saja. Sesederhana menemukan tempat secara tiba-tiba kemudian bahagia menikmatinya. Matahari memang garang sore ini. Dan saya tidak merasa terganggu. Saya memutuskan untuk duduk dan menikmati semua keindahan yang memang disediakan alam untuk dinikmati. Tepat didepan saya duduk agak geser ke kanan sedikit ada tiga tiang tembok berdiri dengan gagahnya. Pada tiang kedua tertambat sebuah perahu yang berayun-ayun. Seakan-akan memberi hiburan tersendiri buat saya. Menciptakan sebuah pemikiran tentang kehidupan. Sangat-sangat pribadi. Saya bisa mengerti kenapa para miliarder sanggup menghabiskan sekian banyak uangnya hanya untuk membeli sebuah pulau. Saya paham sekarang bahwa keheningan seperti ini tidak ternilai harganya. Bahwa kenyamanan menikmati keindahan alam lebih penting dari berapapun banyaknya uang yang kita miliki. Ini indah. Saat-saat dimana matahari beranjak pulang setelah puas bermain seharian. Menikmati detik-detik ketika terang berganti dengan gelap. Menikmati bunyi ombak memecah bebatuan. Well earth, this is amazing.

Sejak hari itu saya memiliki tempat untuk dikunjungi ketika saya berada di kota ini. Tempat yang mampu membuat saya melupakan sejenak 'bisingnya' kehidupan. Tempat dimana saya bisa menjadi diam dan tenang. Tempat dimana hanya ada saya, laut, sinar matahari, pohon kelapa, deburan ombak dan keheningan didalamnya.



0 comments: