Ada
masa dimana kita sudah tidak lagi merasa nyaman dengan kondisi & situasi
yang ada. Merasa stuck pada satu hal
kemudian sulit menemukan jalan keluar. Bahkan hanya mampu berdiam diri disana
tanpa bisa menggerakkan kaki sedikitpun.
Ada masa dimana kita sudah tidak lagi ingin melakukan perubahaan apapun, seakan semua perubahaan menjadi satu hal yang membosankan. Setiap hari yang kita inginkan hanya berdiam diri, merenung yang entah apa itu.
Ada
masa dimana kenyamanan kita mulai terusik oleh hal-hal yang sebenarnya tidak
perlu terjadi. Namun entah bagaimana ceritanya itu terjadi & terus memaksa
kita untuk memilih. Dan ternyata pilihan terbaik adalah meninggalkan semua itu
dalam keadaan menjemukan seperti sekarang.
Ada
masa dimana bahkan seakan-akan pikiran kita sendiri mengkhianati keberadaan
diri. Mencari namun tidak pernah menemukan seperti yang selama ini kita
harapkan. Hidup itu memang tidak selalu berjalan mulus kan, teorinya. Namun
ketika prakteknya kita diperhadapkan pada persimpangan jalan seringkali membuat
kita bingung harus merespon seperti apa. Kadang kita lupa bahwa hidup yang
sedang kita jalani saat ini adalah milik kita. Sehingga dengan mudahnya
memberikan akses nasib kepada orang lain. Padahal kita tahu kebahagian kita
sangat ditentukan dari pilihan hidup kita. Ada saat dimana kita lebih
mendengarkan orang lain dari pada kata hati sendiri. Saat dimana seharusnya
kita bahagia namun kita toh masih harus memikirkan orang lain sebelum
menentukan pilihan.
Keputusan
selalu ada ditangan kita namun seringkali kita menyerahkan takdir kita ditangan
orang lain hanya demi melihatnya bahagia. Alasannya tidak ada. Hanya ingin
melakukan. Itu saja. Atau hanya karena sebuah nama baik yang perlu dijaga
sampai mati. Lambat laun itu membuat kita jenuh dengan semua yang ada. Membuat
kita tidak bahagia dan hidup dalam kegelisahan. Membuat kita sulit untuk move on padahal seharusnya perlu. Ketika
kita bercerita mengungkapkannya pada orang lain, berharap kejujuran akan
membebaskan semua jeratan yang begitu kuat itu, bahkan kata-kata tidak mampu
untuk mewakilinya. Seringkali justru kita terlalu sibuk berputar-putar bertanya
tentang kebahagiaan orang lain lalu lupa bahwa kita pun berhak untuk bahagia.
Kita
terlalu mengutamakan kepentingan orang lain lalu mengabaikan apa yang
sebenarnya baik untuk kita jalani. Manusia, selalu melakukan itu. Memberikan
yang terbaik untuk orang lain lantas melupakan bahwa ego dalam dirinya pun
sesekali perlu dimanjakan. Kita membuang semua cita-cita yang kita punya hanya
demi sebuah senyum untuk yang lainnya. Kita menunda semua impian kita hanya
untuk menyelaraskan waktu dan membuat semua kesepakatan yang pada akhirnya
membuat kita menunda banyak hal. Tidak pernah berpikir untuk berhenti sejenak
ketika bersimpangan jalan dengan seseorang atau sesuatu yang sebenarnya adalah
kunci pencerahan yang kita cari selama ini. Jika saja waktu itu berhenti &
memperhatikan sejenak, saat ini kita tidak akan menyesali apa yang terjadi.
Sekian lama kita memendam rasa yang sebenarnya bisa dibayar sepuluh tahun lalu,
entah apa itu namanya sampai masih harus menanggungnya hingga saat ini. Kita
punya banyak pilihan, jangan pernah menutup diri lagi. Biarkan semuanya
mengalir sehingga ketika tidak ada lagi cekungan yang bisa dialiri, kita tahu
itulah saatnya menemukan yang selama ini kita tunggu.
Berdiri
lah karena kaki kita masih mampu menopang harapan yang ada. Berlari lah untuk
mengejar kebahagiaan kita, itu dia ada didepan mata. Namanya kebahagiaan.
Berhenti lah berkata bahwa kita akan disebut egois jika hanya memikirkan diri
sendiri.
Kamu
tahu, sejak lama saya ingin mengatakan ini. Tapi saya tidak punya keberanian
masuk dalam hidupmu terlalu jauh & mengobrak-abrik benteng pertahanan yang
kamu bangun selama ini. Cukup sudah, saya mengenalmu sejak 21 tahun lalu,
ketika kamu masih bersamanya. Namun sampai hari ini kamu masih terus berdiri
disana dalam diam. Kamu bahagia dengan yang kamu lakukan saat ini, namun ketika
kamu merasakan sukses, kamu tertawa, lalu kamu mulai menyadari bahwa kamu
tertawa sendirian ditengah keramaian. Kamu mulai menyadari bahwa ketika kamu
sedang bahagia & sukses justru saat itulah kamu membutuhkan seseorang untuk
berbagi.
Melarikan diri bukan cara terbaik untuk bersembunyi. Tapi saya tidak
berhak menghakimi pilihan hidupmu. Lelaki, saya bercerita tentangmu yang jauh
disana. Suatu hari nanti ketika kamu menemukan tulisan ini, kamu tahu, kamulah
yang saya maksud. Berbahagialah karena bahagia bukan tindakan egois.
Picture taken from: http://onemillionwallpapers.com/wallpapers-happiness-people-free-download-samsung-sm-g900a-galaxy-s5-samsung-gt-i9500-galaxy-s-iv/
0 comments:
Post a Comment