Hari ini usiamu bertambah satu tahun lagi. Namun waktu telah berhenti di duniamu. Disana batasan itu sudah tidak berlaku. Tidak ada sekat, tidak ada celah, semuanya abadi. Saya sedang membayangkan meriahnya perayaan ulang tahunmu, disana. Lilin, kue, lampu- lampu indah, bahkan senandung ulang tahun pasti terasa berbeda. Lebih bekesan, lebih berwarna. Ceritakan pada saya berapa banyak bingkisan dan ucapan yang kamu terima. Pasti banyak. Bahkan teman-temanmu tak sabar menunggu hari istimewa ini, saya membayangkan hal itu. Menyenangkan bukan. Ada tawamu. Ada bahagiamu. Pasti. Itu pasti.
Dulu, saya tidak pernah sempat merayakan ulang tahunmu. Entahlah. Saya tidak tahu kenapa. Seakan tanpa alasan. Seperti katamu, tidak perlu selalu ada alasan atas semua hal yang terjadi. Selalu saja hari itu terlewati dengan sendirinya. Bahkan saya berusaha memotong bagian itu dari film memori tentang kamu. Ketika saya kembali menyatukannya, potongan film itu sudah terlalu lapuk dan berdebu. Saya tidak bisa melihatnya dengan jelas. Lelah saya terus mencoba mengingatnya, namun tidak berhasil. Potongan film itu sudah terlalu rusak untuk kembali ke memori saya. Maaf, hanya itu yang bisa saya katakan.
Malam sebelum ulang tahunmu, kamu ada disana. Menatap dan tersenyum. Tidak ada kata-kata. Senyummu jelas merefleksikan kebahagian. Senyum itu, rasanya sudah lebih dari cukup mengatakan kedamaianmu. Kamu ingin tahu, ya, saya bahagia melihat semua itu. Pergi begitu saja, tidak meninggalkan pesan apapun. Tidak memberikan kepastian. Dan sekarang datang sesekali dalam diam, hanya tersenyum. Entahlah. Beberapa waktu ini kamu selalu berada disana. Menatapmu tenyata mampu membuang semua kegelisahan dan perasaan tidak nyaman saya. Coba lihat, setelah begitu lama sekalipun kamu masih menjadi yang terbaik.
Saya nyaman dengan kehadiranmu. Seakan semua beban dalam diri ini terlepas. Lelah yang telah lama saya rasakan, menyesakkan dada perlahan terangkat. Tergantikan dengan ketenangan. Kemana pun saya berlari, saya tahu saya tidak bisa lepas dari semua ini. Kehilangan, hal yang paling saya takuti saat ini. Saya pernah mencoba, tapi gagal. Saya takut kehilangan lagi. Saya tidak ingin kembali ke masa itu. Tidak ada perasaan sakit memang. Yang ada justru hampa. Yang ada justru lepas kendali. Tidak ada tuntunan. Kamu sadar betapa berartinya kamu dalam hidup saya.
Sudah terlalu lama saya memaksa diri sendiri untuk menguburmu di kedalaman hidup saya. Berusaha keras menekannya untuk tidak muncul sewaktu-waktu. Menyumpalnya dengan berbagai cerita baru yang lebih menarik. Ketika mulai terkoyak sedikit saja, cepat-cepat saya menambalnya dengan cerita yang paling tebal. Namun tetap saja. Selalu ada jalan. Selalu ada cara. Pada waktunya semua yang tersembunyi itu akan muncul. Betapa keras pun usaha saya menyembunyikannya. Suatu saat tetap akan muncul. Hanya soal waktu. Dan tentunya saat yang tepat itu sekarang. Di hari ulang tahunmu.
Sebuah buku pernah berkata pada saya. Munculkan saja. Biasakan hidup dengan semua itu. Sebab dia punya tempat sendiri di hidupmu selama bertahun-tahun. Buku itu menyarankan saya untuk berdamai dengan rasa itu. Berteman dengan kehilangan itu. Bersahabat dengan kenangan tentang kamu. Sampai akhirnya nanti saya terbiasa dan ketika berhenti sejenak, menengok ke belakang sekali lagi, saya telah mampu berjalan cukup jauh dengan kamu tanpa rasa kehilangan. Saya ingin sekali mencobanya. Saya akan mencobanya. Memulai dari titik manapun. Dan mengakhiri di titik terjauh yang saya mampu.
Selamat ulang tahun...
Ini hadiah ulang tahun untukmu yang tidak pernah sempat mengenal facebook dan twitter.
(Foto diambil dari sini: http://www.fotosearch.com)
(Foto diambil dari sini: http://www.fotosearch.com)
1 comments:
Eh ternyata blognya masih update :D
Post a Comment