‘Gue mau undang lo dateng ke merried gue’.
Waitz? Hey, ini email dari Febe. Tunggu, tunggu, bener dari Febe. Ya ampun dia akan menikah. Menikah?!? Penasaran saya telepon teman baik nan selengekan ini. Satu jam ngobrol seru di telepon terjawablah sudah pertanyaan “Menikah?” saya tadi.
Iya febe sekarang telah menikah tepatnya tanggal 3 Mei kemarin. Dimana? Jakarta. Tepatnya? Pulomas. Gedungnya mbak gedungnya? Oh emang penting ya. Dan resepsi akan dilangsungkan tanggal 10 mei, 2 hari lagi.
Febe adalah teman baik saya. Teman yang teramat baik malah. Kemurahan hatinya telah ‘menyuplai’ beberapa kebutuhan saya sebagai anak kost *Fie, terima kasih ya*. Saya mendapatkan buku-buku bagus darinya, kaset-kaset *woi jadul neh jadul*, dan beberapa barang penunjang masa depan *males deh*. Setiapkali bertemu dengan teman baik satu ini rasanya saya selalu terbawa keceriaannya. Mukanya itu lho tidak pernah sedih. Wajah gembira sedikit cengegesan membuat saya senang bertemu dengannya. Tidak pernah bosan, kangen iya. Tapi jangan salah, kawan, dia ini lulus dengan stempel Cum Laude dari kampus tercinta saya, kami dong. Oke oke kami. Kecerdasan otaknya pernah menggantarkannya menjadi mahasiswa pertukaran eropa. Hebat ya. Tapi ternyata teman baik saya ini punya pilihan sendiri yang jauh lebih hebat. Dan saya justru kagum pada pilihan itu.
Terakhir saya bertemu dengannya dua tahun yang lalu. Dia datang ke asrama tempat saya menginap selama training yang saya ikuti berlangsung. Senangnya minta ampun walaupun baru sekedar janjian di telepon tetap saja saya menginginkan kenyataan segera terjadi. Kok segitu senengnya? Ih, lupa ya itu lho mukanya yang ceria itu yang ingin saya lihat. Trus ketemu? Iya dong dan sumpah saya senang sekali. Ternyata dia datang dengan seseorang. Hah? Ya seorang pria. Saya diperkenalkan padanya. Namanya Hendra. Hendra apa ya? Gak penting deh. Hendra saja toch sudah cukup.
Kita ngobrol seru, awal ketemu dengan Hendra dan akhirnya pacaran pun jadi menu utama perbincangan . Oh ternyata pacarnya. Dan teman baik saya ini ternyata serius menjalin hubungan kali ini. Dari bicang-bincang waktu itu Hendra terlihat santun dan baik. Dari tampangnya pun semua orang pasti setuju dengan saya bahwa dia pria bertangung jawab. Pernah dengar quote seperti ini: bahwa mata dan kemilau wajah mencerminkan kepribadian seseorang. Hendra memenuhi kriteria itu. Dan ternyata teman baik saya telah menjadikannya pelabuhan hati seumur hidup.
Fie, selamat ya sekarang sudah jadi istrinya Hendra. Semoga kebahagiaan dan kedamaian selalu ada diantara pernikahan ini. Saya selalu berharap kamu tetap jadi febe yang selalu tersenyum walaupun persilangan pendapat itu akan kamu temui. Ketika nanti saya berlutut, saya pasti akan selalu menjadikanmu bahan ‘perbincangan’ saya dengan Tuhan. Meminta Tuhan selalu menganugerahi kalian dengan kedewasaan dan kebijakan. Saya percaya kamu akan selalu bahagia karena ketulusan yang telah saya terima selama ini akan di rasakan juga oleh pelabuhan hati kamu, Hendra.
SELAMAT MENEMPUH HIDUP BARU BUAT FEBE & HENDRA
Terima kasih banget Fie untuk semuanya. Kamu tetap selalu menjadi orang penting di hati saya.
0 comments:
Post a Comment