09 February 2009

HARI INI SAYA MENANGIS

Too Much Feelings Gundah itu masih terus saja ada. Berbagi pikiran yang jauh dari kata fokus. Seperti kehilangan semua detail yang saya harapan. Pikiran saya yang tidak bebas berpikir seakan-kan terbelenggu oleh pikiran dari masa yang seharusnya telah saya lupakan jauh hari sebelum waktu ini. Entah kenapa otak ini terasa bekerja lebih keras dari sebelumnya.

Saya benci dengan keadaan ini, keadaan yang membuat saya tidak bisa berbuat apa-apa. Keadaan yang memaksa saya melakukan pekerjaan yang bukan SAYA. Saya ingin semua ini berakhir tapi saya juga tidak tahu bagaimana harus memulai yang baru. Saya cemas. Saya gundah. Saya tidak ingin seperti ini.

Jika saya bisa bernegosiasi dengan waktu untuk mengembalikan semua yang telah direnggutnya. Bahkan di waktu yang telah jauh itu saya tidak pernah rela memberinya ruang untuk merenggut apa yang menjadi milik saya. Saya hanya menginginkan dia. Saya menangisi kepergiannya, Tapi itu tidak lantas membuatnya kembali. Saya menginginkannya saat ini. Merindukannya. Tidak ada yang tahu. Hanya saya, waktu & Tuhan. Setidaknya saat ini saya masih menyimpan kenangan tentangnya. Tapi saya pernah berjanji untuk melupakannya. Hmmm lebih tepatnya merelakannya. Tapi setiapkali ketika kegundahan, masalah dan pesilangan jalan yang saya hadapi membuat saya kembali teringat padanya. Membuat saya tersiksa dengan sejuta keinginan untuk bertemu.

GILA. Tiap tahun saya selalu ingat semua kejadian itu di bulan April. Dan saya gak suka. Kenapa ada malapetaka April itu. Saya tidak bisa mengusir itu dari otak ini. 12 tahun ternyata belum mampu membuat kenangan itu pergi. Kenapa masih harus ada airmata di bulan April ini. Saya benci diri saya yang hanya bisa menangis karenanya. Ini masalah kecil yang seharusnya bisa saya selesaikan dengan baik. Tanpa harus menguras airmata lagi jika mengenangnya. Tapi seakan-akan kenangan ini tak pernah mau lepas dari diri saya. Saya telah berusaha, sangat keras. Tetap saja ada airmata di bulan April. Tolong pergi dari hidup saya bawa sekalian kenangan ini karena saya tidak menginginkannya.

12 tahun yang lalu kecelakaan maut jalan tol itu telah merenggut semua kebahagiaan saya. Keceriaan saya. Bahkan keinginan yang tidak pernah terjawab. Beri saya satu alasan kenapa masih harus mengenang semua ini. Saya ingin membuangmu paksa keluar dari alam bawah sadar saya. Saya benar-benar tidak menginginkan kenangan tentang kamu. Tolong, jangan paksa saya untuk melihat terus ke belakang, ke masa 12 tahun silam itu. Saya ingin ‘sembuh’. Saya benar-benar ingin sembuh. Cukup kok, cukup 12 tahun ini saya bersamamu. Lepaskan saja tangan kamu dari hidup saya. Jangan buat saya lelah seumur hidup. Saya punya mimpi-mimpi & cita-cita yang harus saya raih. Dan tanganmu yang mencengkram erat diri saya membuat langkah saya selalu berhenti untuk menangis. Saya sudah capek. Saya punya kehidupan sendiri. Saya lelah untuk menangis karena airmata saya telah cukup saya tumpahkan 12 tahun yang lalu. Jangan pernah ada lebih banyak lagi airmata. Ketika satu saat nanti saya mengingatmu, saya akan mengingat betapa bersyukurnya saya pernah mengenalmu. Memberi ruang khusus untukmu menjadi seseorang yang pernah istimewa buat saya. Saya punya kehidupan yang harus saya teruskan. Saya punya kerinduan, keinginan, kemauan-kemauan yang ingin saya raih tanpa airmata kenangan tentang kamu.

Ada seseorang yang akan menjemput saya, menghadiahi saya dengan cinta & ketulusannya. Dan itu bukan kamu! Waktumu sudah selesai di 12 tahun lalu bersama dengan mimpi-mimpi kita. Bahkan saya sudah tidak mengingatnya sama sekali. Tanyakan pada saya apa mimpi-mimpi kita waktu itu. Saya lupa jawabannya. Kamu, saya bahkan sudah melupakan mimpi tentang kita jadi tolong lepaskan tangan saya biar pengganti dirimu yang akan ganti menggandengnya, menggenggamnya dalam rengkuhan kehangatan yang saya inginkan.

Dia orang yang sangat baik, mengerti, menghargai dan mencintai saya seperti dirimu dulu. Lepaskan saja genggamanmu maka segala sesuatunya akan berjalan kembali normal. Saya tidak pernah menahanmu untuk pergi. Waktu itu jelas ada airmata. Buat saya itu normal. Tapi ketika tanah telah menutup perut bumi saya telah melepaskan genggaman tangan saya di lenganmu. Jadi sekarang waktunya untukmu melepaskan tangan saya. Saya bisa berjalan sendiri meskipun tidak ada lagi satu orangpun di dunia ini. Tenanglah disana. Saya akan baik-baik saja tanpamu. Jangan cemas, saya tidak pantas dicemaskan. Karena saya wanita yang kuat. Saya akan baik-baik saja sekiranya semua manusia didunia ini sekalipun memusuhi saya karena melepaskan kenangan tentangmu. Karena mereka tidak tahu dan tidak perlu tahu betapa tersiksanya saya selama 12 tahun ini. Berusaha untuk bangkit dan berlari meneruskan perjalanan tapi selalu saja kaki saya tak bisa digerakkan. Tanganmu masih ada disana mencengkramnya.

Terima kasih untuk melepaskan tangan saya. Tangisan ini tiba-tiba berhenti. S-e-k-e-t-i-k-a, ketika saya memintamu merelakan saya. Kamu tetap punya tempat yang khusus kok. Secara otomatis tersedia tanpa kamu minta. Semua kenangan itu tidak akan bisa saya pungkiri. Yang saya mau hanya ketika mengenangmu tidak ada lagi ganjalan hati & airmata. Diganti dengan rasa syukur yang tak terhingga karena kehadiranmu yang pernah bukan untuk selamamya ada. Dia yang nanti ganti menggenggam tangan saya adalah orang yang sangat baik. Kamu bisa beristirahat dengan tenang.

Yang pernah kita alami adalah bagian dari kehidupan tapi yang saya alami saat ini adalah keinginan saya. Saya bahagia tanpamu. Bisa tegar tanpamu. Bisa menjadi dewasa juga tanpamu. Saya juga menemukan jatidiri saya tanpamu. Justru 12 tahun silam bersamamu membuat saya sangat kekanak-kanakan dan manja. Saya bisa survive dan baik-baik saja. Kamu hanya bagian indah dari hidup saya bukan yang terindah tapi kamu tetap yang terbaik pertama dari terbaik berikutnya yang sedang ‘menciptakan’ hari-hari yang tak terlupakan.

Dedicated to: Kamu *terima kasih untuk menginspirasi saya* dan semua yang pernah kehilangan orang terdekat namun memilih untuk melanjutkan hidup dengan berani. Berjuanglah karena hidup selalu memihak kesungguhan dan ketegaran.

1 comments:

Anonymous said...

april ya???

bulan menyakitkan yang sama dg yg kualami...


~hitta~